Mohon tunggu...
khabiburrohman
khabiburrohman Mohon Tunggu... Administrasi - staf pendidikan

bersatu membangun negeri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerita Mahasiswa FDK Ikuti Pejuang Muda Kemensos RI

4 Maret 2022   14:15 Diperbarui: 4 Maret 2022   14:17 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sebanyak 33 mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dari berbagai Program Studi mengikuti kegiatan kampus merdeka dari Kementrian Sosial  yang diberi tajuk "Pejuang Muda".  Modhofir Yusuf Saifulloh salah satu mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi juga tergabung menjadi bagian dari kegiatan tersebut. Secara singkat program Pejuang Muda ini bisa dikatakan sebagai laboratorium sosial bagi mahasiswa dimana harapannya bisa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkrit. Melalui program yang setara dengan 20 SKS ini, Pejuang Muda dituntut untuk belajar secara langsung di lapangan sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemuka masyarakat setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah penugasan.
Para Pejuang Muda harus melewati serangkaian seleksi hingga ditetapkan "Lolos", " Awalnya saya tidak tahu Pejuang Muda itu apa, saya mengetahui informasi Pejuang Muda ini dari Ibu Risma Menteri Sosial yang pada saat itu kebetulan menjadi keynote speaker dalam agenda International Dacwah Conference yang diselenggarakan oleh FDK. Alasan mengikuti program ini karena dulu saya mau daftar kampus mengajar namun ternyata PTKIN tidak support program tersebut. Setelah mendapatkan informasi bahwa PKTIN bisa mendaftar program Pejuang Muda akhirnya saya coba untuk daftar dan alhamdulilah tidak menyangka bisa sampai tahap ini". Ujar Yusuf ketika ditemui di kampus setempat Senin (1/3).
Serangkaian seleksi Pejuang Muda ini diawali dari proses seleksi berkas hingga akhirnya pengumuman tahap dua yaitu Leader Group Discussion (LGD) yang dilaksanakan secara online. LGD ini adalah tahap seleksi akhir dimana nanti setiap calon Pejuang Muda diberikan studi kasus dan harus diperoleh solusi. Tujuan dari seleksi akhir ini untuk mengetahui seberapa dalam Critical Thinking dan problem solving yang dimiliki calon Pejuang Muda. Sebanyak 11.109 pendaftar hanya 5.140 saja mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang akan diterjunkan di 514 kab/kota di seluruh Indonesia pada 1 November -- 20 Desember 2021.
"Kebetulan kemarin saya ditempatkan di Kabupaten Bantul, tugas utama kami adalah melakukan verifikasi validasi data penerima bantuan Kementrian Sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai(BPNT) selain itu kami juga melakukan kegiatan kewirausahaan sosial berupa pelatihan kapasitas bagi penerima bantuan PKH di Kabupaten Bantul". Terang Yusuf.
Verifiasi data ini merupakan bentuk penerapan disiplin ilmu yang didapat serta aktualisasi para mahasiswa untuk terjun langsung di lapangan. Selain itu mahasiswa juga diharapkan mampu melihat potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia yang bisa digali lebih dalam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, kami menggunakan aplikasi dari kementrian sosial bernama Social Affair Geographic Information System (SAGIS).
" Kesan dan pesan yang saya dapat setelah mengikuti program ini sangat banyak, salah satunya saya bisa belajar banyak dari masyarakat tentang arti sebuah hidup , bersyukur dan pentingnya Pendidikan untuk memberantas kemiskinan di Indonesia,karena rata-rata penerima bantuan sosial adalah masyarakat dengan Pendidikan yang rendah". Jelasnya.
Harapannya keberadaan program semacam ini bisa memupuk para mahasiswa untuk lebih aktif mengembangkan disiplin ilmu yang didapat untuk langsung diterapkan di lapangan bersama dengan masyarakat setempat. Selain itu adanya program ini juga mampu membentuk soft skill para mahasiswa dalam bersosial dan berkomunikasi.
Wakil Dekan Bidang Kerjasama Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, M.Si menjelaskan banyaknya mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang diterima dalam program Pejuang Muda Kemensos menunjukan bahwa mahasiswa kita mampu membuat proposal program pengentasan kemiskinan yang menarik, konkrit dan bagus. "Alhamdulillah mahasiswa kita paling banyak dari total 33 mahasiswa peserta Pejuan Muda di kampus ini" kata Pajar.
Nantinya mereka membuat laporan hasil kegiatannya dalam bentuk film pendek dan dokumentasi foto artistik. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemensos dan kedepannya mendorong mahasiswa agar semakin banyak yang ikut dan mengajukan  proposal yang kreatif untuk berkontribusi dalam program pengentasan kemiskinan.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang ikut program Pejuan Muda untu Prodi Pengembangan Masyarakat Islam seperti Gokhan, Mohammad Rosyid Ridho, Dela Ayu Puspita, Ah Tsabbit Aqdamana, Esa Fatakhu RN, Nurul Indah, Nurul Istikomah, Intan Ayu Pertiwi Putri, Rosita Nasri Yanti, Prodi Bimbingan Konseling Islam Anindita Almas Meidiena, Nafidatul Khasanah, Maimunah Mahabah, Ridha Fatihah, Bela Anisa Tri Damayanti, Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial ada Risma Oktaviana Pratiwi, Vivi Aniq Auvia Hidayani, Rifqi Sholehudin Alzami, Mitha Nuurul Cahyati, Biola Reksa Nagara, Muhti Nur Inayah, Prodi Komunikasi Penyiaran Islam Modhofir Yusuf Saifulloh, Dewi Sinta Nuriyah dan  Dwi Fatimah dari Prodi Manajemen Dakwah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun