Gigi tiruan lengkap (GTL) adalah salah satu solusi yang penting bagi individu yang mengalami kehilangan semua gigi. Di Indonesia, masalah kehilangan gigi bukanlah hal yang sepele. Menurut data, prevalensi kehilangan gigi mencapai 1,3%, dengan angka tertinggi terjadi pada kelompok usia di atas 65 tahun. Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit periodontal, karies gigi, dan trauma. Dalam konteks ini, GTL menjadi pilihan yang relevan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien.
GTL memiliki beberapa fungsi utama yang sangat penting bagi penggunanya. Pertama, GTL membantu mengembalikan fungsi pengunyahan. Tanpa gigi, proses mengunyah makanan menjadi sulit, yang dapat berdampak pada asupan nutrisi dan kesehatan secara keseluruhan. Kedua, GTL berperan dalam meningkatkan estetika wajah. Kehilangan semua gigi dapat menyebabkan perubahan bentuk wajah, sehingga penggunaan GTL dapat membantu mempertahankan penampilan dan kepercayaan diri seseorang. Ketiga, GTL juga berfungsi dalam memperbaiki kemampuan berbicara. Gigi berperan penting dalam produksi suara dan pengucapan kata-kata; oleh karena itu, keberadaan gigi tiruan dapat membantu pasien berbicara lebih jelas.
Meskipun GTL menawarkan berbagai manfaat, penggunaannya tidak selalu berjalan mulus. Banyak pasien melaporkan masalah seperti ketidakstabilan dan iritasi pada mukosa mulut setelah pemasangan GTL. Ketidakstabilan sering kali disebabkan oleh ketidakcocokan antara bentuk gusi dan gigi tiruan, yang dapat mengganggu kenyamanan saat digunakan. Selain itu, iritasi mukosa bisa terjadi akibat tekanan yang berlebihan dari gigi tiruan terhadap jaringan lunak di mulut.
Untuk mengatasi masalah ini, perawatan lanjutan sangat diperlukan. Salah satu teknik yang umum digunakan adalah relining, yaitu proses penyesuaian bagian bawah gigi tiruan agar lebih cocok dengan bentuk gusi pasien. Relining dapat meningkatkan kenyamanan dan stabilitas GTL sehingga pasien dapat menggunakannya dengan lebih baik.
Tingkat pengetahuan masyarakat tentang gigi tiruan juga memengaruhi penggunaan dan perawatan GTL. Di banyak daerah di Indonesia, masih ada stigma negatif terkait penggunaan gigi tiruan, di mana sebagian orang merasa malu atau enggan untuk menggunakan GTL meskipun mereka membutuhkannya. Oleh karena itu, edukasi tentang pentingnya kesehatan gigi dan manfaat GTL sangat diperlukan.
Akses terhadap layanan kesehatan gigi juga menjadi tantangan tersendiri. Di kota-kota besar, fasilitas kesehatan gigi cenderung lebih mudah dijangkau dibandingkan dengan daerah pedesaan. Hal ini menyebabkan ketimpangan dalam pelayanan kesehatan gigi di Indonesia. Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu bekerja sama untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan gigi agar semua masyarakat dapat memperoleh perawatan yang mereka butuhkan.
Gigi tiruan lengkap merupakan solusi vital bagi individu yang kehilangan semua giginya di Indonesia. Meskipun menawarkan berbagai manfaat seperti peningkatan fungsi pengunyahan, estetika wajah, dan kemampuan berbicara, tantangan dalam penggunaannya tetap ada. Oleh karena itu, penting untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan dan perawatan GTL serta meningkatkan akses layanan kesehatan gigi secara merata di seluruh Indonesia. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kualitas hidup masyarakat dapat meningkat melalui perawatan kesehatan gigi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H