Mohon tunggu...
Sofa Khasani
Sofa Khasani Mohon Tunggu... Lainnya - Working Mom

Mom of Two

Selanjutnya

Tutup

Diary

Meriahnya Pentas Seni Kearifan Lokal Betawi

6 Mei 2024   13:38 Diperbarui: 6 Mei 2024   13:50 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sebagai seorang ibu, saya selalu bersemangat ketika sekolah anak-anak mengadakan acara. Seperti baru-baru ini, sekolah anak-anak mengadakan pentas seni dengan tema kearifan lokal Betawi. Meskipun saya dan suami bukan orang Betawi asli, kami ingin anak-anak kami tetap terhubung dengan budaya lokal. Jadi, ketika anak-anak mulai bercerita tentang pentas seni kearifan lokal Betawi di sekolah, seketika itu kami excited.

Sabtu pagi yang berbeda, suasana di rumah tidak seperti biasa karena ada kegembiraan yang terasa di udara. Si Adik yang masih duduk di kelas satu sudah bersiap-siap dengan kostum tarian Betawi, tari cinling. Saya tersenyum melihatnya bersemangat dan tak sabar untuk tampil di panggung. Meskipun kostumnya terlihat agak ribet dengan segala aksesorinya, tetapi melihat antusiasme si Adik membuat segalanya terasa berharga.

Sementara itu, Kakak yang sudah duduk di kelas tiga, menyiapkan diri untuk fashion show dengan memakai kebaya encim ala None Betawi. Kami terpesona dengan penampilan Kakak mengenakan pakaian adat tersebut, karena sebelumnya kami tidak pernah memakai pakaian tradisional Betawi. Kebaya encim berbeda dengan kebaya jawa pada umumnya karena bagian depan baju berbentuk lancip. Kakak terlihat begitu percaya diri dan bahagia dengan penampilannya. Sungguh, kami bangga dibuatnya.

Sebelum berangkat ke sekolah, Saya membantunya menata jilbab dan memakai make-up tipis agar sesuai dengan kostumnya. Meskipun waktu yang dibutuhkan agak lama, namun kami merasa senang bisa berbagi momen tersebut bersama anak-anak.

Ketika kami tiba di sekolah, suasana sudah begitu meriah. Panggung utama dipenuhi dengan dekorasi khas Betawi. Orang tua lainnya juga terlihat antusias, beberapa bahkan membawa kamera untuk mengabadikan momen tersebut. Kami sangat bangga melihat bagaimana sekolah begitu peduli dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal kepada para siswa.

Saat acara dimulai, Adik menjadi salah satu yang pertama tampil di panggung. Kami duduk di barisan penonton bersama dengan orang tua lainnya.  Tarian cinling yang ditampilkan adik begitu memukau, meskipun terlihat agak canggung pada awalnya, namun dia berhasil mengatasi ketegangan tersebut dan menari dengan penuh semangat.

Setelah Adik selesai tampil, giliran Kakak tampil fashion show. Kami bangga menyaksikan si Kakak melangkah di atas panggung dengan penuh percaya diri. Kebaya encim berwarna pink dipadupadankan dengan rok batik betawi warna biru yang dipakainya begitu elegan. Tambahan kain kerudung berwarna biru memberikan kesan khas seperti seorang none Betawi yang anggun. Aplaus meriah dari orang tua dan siswa lainnya mengiringi penampilannya.

Ketika semua penampilan selesai, kami bertemu dengan anak-anak di luar panggung. Mereka tersenyum cerah dan terlihat begitu bahagia atas penampilan mereka. Saya merasa senang melihat betapa mereka begitu bersemangat untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada orang lain. Kami berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut, dan saya yakin foto-foto ini akan menjadi kenangan yang berharga bagi kami kelak.

Pulang dari acara tersebut, kami berbincang-bincang tentang pengalaman hari ini di dalam mobil. Anak-anak menceritakan betapa senangnya mereka bisa tampil di depan teman-teman dan orang tua. Saya lega melihat bagaimana mereka begitu bangga akan budaya Betawi, meskipun kami bukan orang Betawi asli.

Acara seperti ini tidak hanya sekadar pertunjukan biasa, tetapi juga merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang berharga bagi bangsa kita. Betapa beruntungnya kami bisa menjadi bagian dari sebuah komunitas sekolah yang peduli akan keberagaman budaya. Kami berharap anak-anak akan terus menghargai dan memperjuangkan kearifan lokal, tidak hanya di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka kelak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun