Mohon tunggu...
Kgs. Nurdiansyah
Kgs. Nurdiansyah Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar Sepanjang Hayat

Seorang pendidik berdarah Palembang, ayah dari 3 orang anak, yang mendedikasikan dirinya untuk beraktivitas dan berkreativitas dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bincang

28 Desember 2022   19:44 Diperbarui: 28 Desember 2022   20:03 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rengekan si bungsu, mungkin karena mengantuk. Bayi mungil itu pun diajak berbincang. Seketika bayi tersebut terdiam, rengekannya berhenti tatkala dilontarkan pertanyaan dan permintaan. Mengapa ia suka memasukkan benda-benda yang dapat dijangkau tangannya ke dalam mulut, bahkan tangannya pun masuk ke dalam mulut ketika tidak ada benda dalam genggamannya. Coba dijelaskan secara kompleks, terperinci dan komprehensif agar mampu dipahami dan dimaklumi.

Mengingat riwayat kakak laki-laki dan kakak perempuannya walaupun juga pernah memasukkan benda-benda ke dalam mulut namun untuk tangan jarang. Bayi itu pun tersenyum. Sekarang silakan dijelaskan agar orang-orang di sekeliling mengerti alasannya dan mengetahui latar belakangnya. Padahal bayi tersebut dalam keadaan tidak lapar bahkan saat kenyang pun seperti itu. Ini bisa jadi suatu bahan diskusi sehingga adanya suatu pemecahan masalah atau solusi. Kali ini bayi tersebut bergumam tanpa makna.

Dari ide-ide sederhana ini, dari hal-hal yang dianggap kecil ini. Diharapkan nantinya memberikan kontribusi positif pada khalayak. Menjadi suatu inspirasi dan dapat membantu menyesaikan permasalahan orang lain yang kebetulan mengalami hal yang sama. Ataupun orang-orang yang memiliki permasalahan yang berbeda dapat meneladani hal-hal yang telah dijelaskan sehingga dapat dimodifikasi sedemikian rupa untuk menuntaskan permasalahan yang berbeda tersebut. Lebih lanjut ide-ide segar tadi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendunia.  Bayi tersebut tertawa riang penuh makna dengan diselingi celotehan khas bayi.

Setelah dilakukan serangkaian uji hipotesis dan berdasarkan pengalaman-pengalaman baru maka dilaksanakanlah evaluasi dan refleksi untuk meminimalisir kekeliruan serta penerapan yang tepat dan akurat. Akhirnya bayi tersebut tertidur pulas dengan senyum indah tersungging di wajah imutnya. Nampaknya ia tengah bermimpi indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Malam Hari

Baca juga: Undangan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun