Mohon tunggu...
Kezia Jonina
Kezia Jonina Mohon Tunggu... Lainnya - sehat walafiat

hobi baca au

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kekhawatiran akan Radiasi: Dampak Alat Diagnostik Medis bagi Masyarakat dan Radiografer

8 Januari 2025   17:37 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:37 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Alat diagnostik medis merupakan peralatan yang digunakan untuk membantu dokter dalam mengukur dan mengamati berbagai aspek kesehatan pasien sehingga dokter dapat membuat diagnosa mengenai kondisi yang dialami pasien. Seperti halnya dengan MRI, CT-Scan, X-Ray, dsb. MRI sendiri adalah singkatan dari magnetic resonance imaging yang menggabungkan magnet yang kuat dengan gelombang radio. MRI lebih sering digunakan untuk memindai bagian sendi, tulang, juga kemajuan pengobatan, kelainan otak serta mengevaluasi nyeri panggul atau masalah infertilitas. 

Lalu, apa itu CT-Scan dan X-Ray? 

CT-Scan merupakan pemindaian dengan sinar-X yang lebih canggih dan menghasilkan gambar tubuh yang berkualitas tinggi dan terperinci mengenai tulang belakang, ruas tulang belakang, dan organ dalam secara 360 derajat. Sedangkan X-Ray sendiri adalah tes pencitraan diagnostik yang paling banyak digunakan dan tersedia secara luas dan digunakan untuk mendiagnosa penyakit tulang, dislokasi, fraktur, dll. 

Apa itu radiasi medis? Cara kerjanya bagaimana?

Nah, radiasi medis sendiri ada dua, yaitu X-Ray dan CT Scan yang dimana menggunakan radiasi untuk menghasilkan gambar organ tubuh untuk mendiagnosa penyakit atau cidera. Selama pemindaian, gula radioaktif dengan dosis rendah akan disuntukkan ke dalam tubuh dan ditangkap oleh pemindai yang mengubahnya menjadi gambar 3D. 

Radioterapi sendiri digunakan sebagai pengobatan kanker, yang menggunakan dosis radiasi yang lebih tinggi untuk menghancurkan sel kanker tersebut. Cara kerjanya sendiri yaitu dengan merusak sel kanker berulang kali. Tapi, karena pengulangan ini dan dengan dosis tinggi, banyak orang yang khawatir akan efek sampingnya yang dapat menimbulkan penyakit lain, entah kemandulan, munculnya sel kanker lain, dsb. Kekhawatiran ini muncul karena adanya penelitian yang menunjukkan dampak paparan radiasi secara berulang dan jangka panjang. Selain itu, hal tersebut muncul karena minimnya edukasi mengenai dosis radiasi yang aman sering kali memperburuk kecemasan masyarakat. 

Tak hanya pasien, tenaga medis seperti radiografer juga menghadapi resikoa dari paparan radiasi setiap harinya. Paparan jangka panjang juga dapat menyebabkan akumulasi radiasi dalam tubuh dan berpotensi menimbulkan masalah kesehatan walaupun dalam dosis kecil. Karena itu, seorang radiografer juga diharuskan mengikuti protokol keamanan untuk meminimalisir resikonya. 

Penggunaan pelindung timbal, dosimeter untuk memantau radiasi, dan pengurangan dosis radiasi merupakan langkah yang digunakan untuk menjaga keselamatan. Juga lembaga pengawas kesehatan terus memperbarui regulasi agar standar keselamatannya tetap relevan dengan perkembangan teknologi pada medis. 


Teknologi dan Inovasi untuk Mengurangi Dampak Radiasi

Kemajuan teknologi juga dapat berperan besar dalam mengurangi dampak radiasi. Alat diagnostik terbaru dirancang untuk menggunakan dosis yang lebih rendah namun kualitas gambar tetap jelas dan tajam. Selain itu, menggunakan MRI dan USG yang tidak melibatkan radiasi pengion, semakin banyak digunakanuntuk menggantikanX-Ray dan CTScan dalam situasi tertentu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun