Dunia perfilman meluas seiring berkembangnya zaman, salah satunya ditandai dengan berkembangnya berbagai genre film. Awal mula film didominasi oleh genre drama dan horor. Genre atau aliran film adalah gaya atau jenis karya seni yang diambil dari bahasa Perancis dan Latin. Dalam sebuah genre film, perbedaan menjadi sangat penting untuk membedakan antara genre satu dengan yang lain. Salah satu aliran yang akan kita bahas adalah film animasi dengan melihat perbedaannya di berbagai film dibawah.
Mari kita simak perbedaan ketiga film tersebut, yang pertama ada film "IF" 2024 dengan genre Komedi Fantasi yang rilis pada 15 Mei 2024. Film ini menceritakan tentang anak perempuan bernama Bea yang secara tiba-tiba punya kemampuan untuk melihat IF, teman imajinasinya. Tidak disangka, tetangga Bea (Calvin) pun punya kemampuan untuk melihat IF juga. Calvin diceritakan sebagai pria dewasa yang suka membantu teman imajinasinya. Film ini menarik karena menampilkan dua sisi, yaitu karakter realita yang dimainkan oleh manusia, dan karakter animasi buatan teknologi.
Film ini diproduksi oleh Paramount Picture Corporation (PPC). Proses produksi berfokus pada alur cerita yang dibangun pada film tersebut, supaya struktur komedi yang ingin disampaikan itu jelas. Desain karakter juga tidak kalah penting karena film ini mengambil dua sisi pemain, yaitu realita dan animasi. "Are we sure this isn't a live-action version of Foster's Home for Imaginary Friends? Because it sure looks like it!" ujar salah seorang di kolom komentar YouTube, secara tidak langsung, IF berhasil membuat visualisasi yang bagus. Film ini didistribusikan melalui bioskop Cinemark di Amerika, Fandango, dan Teater AMC dengan jumlah audiens lebih dari 180 negara. Kita, sebagai warga Indonesia dapat menikmati dim tersebut melalui platform Apple TV.
Selanjutnya, film Leo (2023) dengan genre menarik, yaitu Komedi Musikal yang rilis pada 17 November 2023. Tokoh utama dari film ini diperankan sebagai kadal yang bernama Leo. Dalam proses produksi, yang ditekankan pada film ini adalah pemilihan musik dan efek suara. Bagaimana film tersebut bisa menonjolkan sisi musikalisasinya yang ditunjukkan lewat film animasi. Proses penyaluran film tersebut diawali dengan pemilihan platform, yaitu melalui Netflix. Karena film ini dapat dinikmati oleh semua usia maka Netflix menjadi platform yang paling cocok dan fleksibel bagi penonton. Kita bisa menyaksikan film ini dimana saja dan kapan saja sesuai dengan device yang tersedia.
Lalu, yang terakhir adalah film Orion and The Dark yang rilis pada 2 Februari 2024. Film ini bergenre Komedi Petualangan yang disutradarai oleh Sean Charmatz. Menceritakan sebuah kisah tentang seorang anak laki-laki yang gemar berimajinasi dan memiliki banyak ketakutan dalam dirinya. Film ini dikatakan relate dengan kehidupan sehari-hari kita karena menceritakan fobia dalam gelap, gangguan kecemasan, dan perjuangannya melawan rasa takut.
Film ini diproduksi oleh DreamWorks Animation yang meliputi tahap pembuatan storyboard, desain karakter, dan background film. DreamWorks menggunakan teknologi yang canggih sehingga menciptakan hasil visualisasi yang realistis. Dalam proses penyaluran film, Netflix dipilih menjadi platform utama untuk film ini. Karena Netflix memiliki penonton yang luas dan global. Dengan adanya kualitas gambar yang baik dan visual yang menarik, hal ini menjadi faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi film tersebut.
Kesimpulan dari ketiga film diatas bahwa genre animasi tiap film memiliki perbedaan, hal itu dapat menjadi ciri khas sebuah film tersebut. Tiap film dibuat dengan spesifikasi proses produksi, distribusi, dan konsumsi yang berbeda sesuai dengan target masing-masing. Hal ini bertujuan supaya film tersebut dapat sampai ke audiens yang sudah dituju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI