Mohon tunggu...
Kezia Melati Sinambela
Kezia Melati Sinambela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang

Hobi menabung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Ekonomi dan Akuntansi: Perbandingan Harga Ayam Geprek di Kampus Polines dan Luar Kampus Berdasarkan Biaya dan Pajak

17 Oktober 2024   10:59 Diperbarui: 17 Oktober 2024   11:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa, khususnya di lingkungan kampus, keputusan mengenai pembelian makanan sering kali menjadi topik yang penting. Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) dihadapkan pada pilihan antara membeli makanan di dalam kampus atau di luar kampus, dengan salah satu pilihan populer adalah ayam geprek dengan nasi. Dari perspektif ekonomi, ada berbagai faktor yang memengaruhi harga makanan, termasuk cost, pajak, dan manajemen operasional. Harga ayam geprek di dalam kampus Polines dibanderol Rp 15.000 per porsi, sementara di luar kampus, tepatnya di depan Universitas Diponegoro (Undip), harga ayam geprek hanya Rp 10.000 per porsi. 

Perbedaan harga ini tidak hanya mencerminkan struktur biaya yang berbeda, tetapi juga menunjukkan bagaimana regulasi perpajakan, seperti PPN (Pajak Pertambahan Nilai), serta operational cost berperan dalam menentukan harga jual. Selain itu, preferensi mahasiswa terhadap kenyamanan, variasi sambal, dan lokasi turut menjadi pertimbangan yang memengaruhi keputusan pembelian. Keputusan pembelian mahasiswa juga dipengaruhi oleh opportunity cost, di mana mereka harus mempertimbangkan apakah waktu dan usaha yang dikeluarkan untuk mencapai lokasi makanan sepadan dengan harga yang lebih murah atau lebih mahal. Dengan demikian, perbedaan harga ini mencerminkan dinamika pasar yang melibatkan permintaan, penawaran, serta faktor manajemen yang berbeda di setiap lokasi.

Geprek depan Undip /dokpri
Geprek depan Undip /dokpri

Geprek Kantin Polines/dokpri
Geprek Kantin Polines/dokpri

Dari segi fasilitas, kantin di dalam kampus Polines hanya menyediakan meja dan kursi sederhana tanpa tambahan fasilitas seperti kipas angin. Sebaliknya, di luar kampus, warung yang berlokasi di depan Universitas Diponegoro menyediakan fasilitas lebih lengkap, termasuk kursi, meja, dan kipas angin, yang memberikan kenyamanan lebih bagi pelanggan. Selain itu, ayam geprek di dalam kampus Polines memiliki keunikan tersendiri, di mana mahasiswa dapat memilih jumlah nasi sesuai kebutuhan dan memilih jenis ayam geprek dengan variasi sambal, seperti sambal BBQ atau sambal polos. 

Di sisi lain, warung di luar kampus umumnya hanya menawarkan sambal ulek cabe biasa sebagai pelengkap ayam geprek. Variasi ini menunjukkan bahwa perbedaan harga bukan hanya soal perbedaan biaya, tetapi juga preferensi produk yang disediakan. Dari segi lokasi, saat mahasiswa sedang berada di kampus, membeli ayam geprek di dalam kampus lebih dekat dan praktis. Namun, ketika sedang tidak di kampus, ayam geprek di luar kampus yang lebih murah menjadi pilihan yang lebih mudah diakses. Hal ini memperlihatkan pentingnya manajemen waktu dan lokasi dalam keputusan pembelian mahasiswa.

Secara keseluruhan, perbedaan harga ayam geprek dengan nasi di dalam dan luar kampus Polines menunjukkan bagaimana faktor ekonomi, akuntansi, dan manajemen berperan dalam menentukan harga. Di dalam kampus, harga yang lebih tinggi dipengaruhi oleh komponen pajak langsung seperti PPN yang dibayarkan kepada pemerintah, serta biaya operasional yang lebih besar. Sementara itu, di luar kampus, harga lebih rendah karena adanya penghematan dalam fixed cost dan fasilitas yang lebih sederhana. Selain itu, preferensi mahasiswa terhadap variasi sambal dan kenyamanan fasilitas turut memengaruhi keputusan mereka. '

Di luar kampus, mahasiswa dapat menikmati harga yang lebih terjangkau, meskipun dengan variasi sambal yang terbatas, sementara di dalam kampus, variasi sambal yang lebih beragam menjadi daya tarik tersendiri meskipun harganya lebih mahal. Preferensi ini menunjukkan bagaimana selera dan kenyamanan menjadi faktor penting dalam memengaruhi demand. Selain itu, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan manajemen waktu mereka. Misalnya, ketika sedang di kampus, ayam geprek di dalam kampus lebih praktis untuk diakses, namun saat tidak berada di kampus, ayam geprek di luar lebih terjangkau dan efisien. Dari sudut pandang manajemen pribadi dan keuangan mahasiswa, keputusan ini mencerminkan pentingnya time management dan efisiensi dalam pengeluaran. Pengelola kantin juga harus mempertimbangkan kebijakan harga dan pajak, yang memengaruhi permintaan dan penawaran di dalam kampus. Sebagai konsumen, mahasiswa perlu menilai cost-benefit analysis dari setiap opsi yang tersedia, baik dari segi harga, kenyamanan, maupun kualitas makanan yang ditawarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun