Mohon tunggu...
Kezia AmeiliaSaktyani
Kezia AmeiliaSaktyani Mohon Tunggu... Seniman - Pelajar

Semua dimulai dari bawah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kritik Film Koe no Katachi (A Silent Voice)

11 Maret 2021   22:14 Diperbarui: 11 Maret 2021   22:29 2467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

                A Silent Voice The Movie atau dalam bahasa Jepang Koe no Katachi adalah sebuah film animasi Jepang yang dirilis pada tahun 2016 oleh Kyoto Animation. Film ini disutradarai oleh Naoko Yamada dan ditulis oleh Reiko Yoshida yang diadaptasi dari manga berjudul sama, A Silent Voice.

                Film ini menceritakan tentang Shoya Ishida, seorang murid SMA yang memiliki masalah saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat Ishida masih SD, kelasnya kedatangan seorang murid baru. Saat diminta untuk memperkenalkan diri, anak itu mengeluarkan sebuah buku catatan yang didalamnya sudah ada tulisan untuk memperkenalkan dirinya. Diketahui nama gadis itu adalah Shouko Nishimiya. Di lembar terakhir buku catatan yang dia tunjukan, bertuliskan sebuah kalimat yang membuat anak-anak dikelas itu terkejut: "Aku tidak bisa mendengar."

                Shoya Ishida dulu terkenal dengan kejahilannya yang bahkan terkesan berlebihan. Nishimiya yang tunarungu dan tunawicara itu kemudian menjadi bahan bullying dikelasnya, terutama oleh Ishida. Pembullyan yang dilakukan oleh Ishida dan teman-temannya berlanjut terus sampai lima bulan, saat itu Ishida sudah melakukan sesuatu yang sangat kelewatan sampai membuat Nishimiya terluka.

                Orang tua Nishimiya yang mengetahui bahwa anaknya mendapat perlakuan tidak baik disekolahnya pun melapor. Tak lama sesudahnya, Nishimiya pindah sekolah. Setelah kepindahan Nishimiya itu, keadaan Ishida pun berubah 180 derajat. Ia yang dulu suka menjahili dan membully orang kini menjadi bahan bullyan orang lain.

                Suatu hari, Ishida bertemu dengan Nishimiya secara tidak sengaja. Pertemuannya dengan Nishimiya itu sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Singkat cerita Ishida dan Nishimiya semakin dekat. Nishimiya yang dulu pernah diperlakukan tidak baik olehnya tidak pernah merasa benci kepada Ishida. Namun setelahnya muncul berbagai masalah lain. Nishimiya yang merasa hidupnya tidak berguna karena kekurangannya berniat untuk bunuh diri di hari festival kembang api.

                Ishida yang melihat Nishimiya hendak melompat dari balkon apartemennya yang tinggi pun hendak menghentikannya. Percobaan bunuh diri Nishimiya malah membuat Ishida terluka.Nishimiya merasa bersalah kepada Ishida. Ishida yang lama tak sadarkan diri akhirnya terbangun dan langsung meninggalkan rumah sakit untuk mencari Nishimiya. Ishida hendak meminta maaf atas kejadian selama ini, atas perilakunya yang tidak baik kepada Nishimiya.

                Alur cerita film ini sangat menarik dan rapi. Meski Koe no Katachi ini adalah sebuah film animasi, namun cerita yang diberikannya memberikan makna yang dalam. Tema bullying yang terkandung dalam film ini memberikan gambaran dampak dari tindakan itu dalam kehidupan sehari-hari.

                Kita bisa mengambil nilai-nilai baik dalam film ini. Cara penyampaian emosi dalam karakter 2D di film ini sangat baik. Tidak terkesan berlebihan atau lebay. Tiap tokohnya juga memiliki karakter yang sangat sering kita temui sehari-hari, seperti Ueno yang mudah membenci dan Kawaii yang munafik karena selalu membela dirinya sendiri.

                Namun, ada beberapa bagian yang mungkin harus diperbaiki. Pada film ini, banyak scene dimana tokohnya berbicara menggunakan bahasa isyarat karena Nishimiya yang tunarungu dan tunawicara. Hal ini memang menjadi suatu kebutuhan bagi film ini untuk menonjolkan tokohnya yang berkebutuhan khusus, namun gerakan bahasa isyarat yang ditampilkan itu sering kali tidak di beritahu apa artinya. Ini tentu menjadi masalah bagi kebanyakan orang yang tidak mengerti bahasa isyarat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun