Mohon tunggu...
Keysha Chandrakanta
Keysha Chandrakanta Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiwa

seorang mahasiswi semester 3 yang berkuliah di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjaga Warisan Alam Tulungagung : Ancaman Krisis Lingkungan dan Upaya Penanggulangan

10 Januari 2025   10:52 Diperbarui: 10 Januari 2025   10:52 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Gapura Kabupaten Tulungagung   RADARTULUNGAGUNG.JAWAPOS.COM 

Tulungagung, sebuah kabupaten di Jawa Timur yang terkenal akan keindahan alamnya, seperti pantai-pantai memukau, perbukitan hijau, dan kekayaan tambang marmer, kini menghadapi tantangan besar berupa ancaman krisis lingkungan. Dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan hingga perubahan iklim global, tekanan terhadap ekosistem Tulungagung semakin nyata. Artikel ini akan mengulas ancaman-ancaman tersebut dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi warisan alam yang berharga ini.

Latar Belakang Pentingnya Warisan Alam Tulungagung

Warisan alam Tulungagung bukan sekadar kekayaan lokal, melainkan juga bagian integral dari kekayaan alam nasional yang harus dilestarikan. Keindahan pantai seperti Pantai Popoh dan Pantai Sine, serta keunikan tambang marmer yang menjadi ciri khas kabupaten ini, tidak hanya menarik perhatian wisatawan, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian setempat. Selain itu, ekosistem alami di Tulungagung memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan, seperti penyediaan air bersih, pengaturan iklim lokal, dan pelestarian keanekaragaman hayati. Namun, tekanan terhadap sumber daya alam ini dapat mengancam keberlanjutannya jika tidak dikelola dengan baik.

Gambaran Umum Ancaman Lingkungan

Ancaman lingkungan di Tulungagung melibatkan berbagai aspek yang saling terkait. Aktivitas manusia yang tidak terkelola, seperti eksploitasi tambang marmer, penebangan hutan, dan pembuangan limbah sembarangan, menjadi penyebab utama yang mempercepat kerusakan lingkungan. Selain itu, perubahan iklim global memperburuk keadaan dengan menyebabkan cuaca ekstrem, kekeringan, dan gangguan pada ekosistem. Dampak dari ancaman ini dirasakan tidak hanya oleh lingkungan, tetapi juga oleh masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam.

Ancaman Krisis Lingkungan di Tulungagung

1. Eksploitasi Tambang
Tambang marmer di Tulungagung menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi daerah ini. Namun, praktik eksploitasi yang tidak terkelola dengan baik telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Beberapa dampak langsung dari aktivitas ini meliputi hilangnya tutupan hutan yang berfungsi sebagai penyangga ekosistem, degradasi tanah yang mengurangi kesuburan lahan, serta pencemaran air yang merusak kualitas sumber daya air.

2. Pencemaran Air
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Tulungagung semakin mengalami pencemaran akibat limbah yang dihasilkan dari kegiatan domestik, industri, dan pertanian. Pencemaran ini tidak hanya mengancam kelangsungan ekosistem sungai, tetapi juga mengurangi ketersediaan air bersih bagi masyarakat setempat, yang sangat bergantung pada sumber air tersebut untuk kehidupan sehari-hari.

3. Perubahan Iklim
Perubahan iklim global memberikan dampak yang nyata di Tulungagung, ditandai dengan terjadinya cuaca ekstrem, peningkatan suhu rata-rata yang dapat mempengaruhi pola cuaca, serta penurunan produktivitas pertanian yang berdampak pada ketahanan pangan. Kondisi ini menambah beban terhadap kesejahteraan masyarakat lokal, yang semakin tertekan oleh perubahan lingkungan yang tidak menentu.

 Upaya Penanggulangan

1. Pengelolaan Tambang yang Berkelanjutan

Pemerintah daerah perlu memperketat regulasi terkait aktivitas pertambangan dan mendorong penerapan praktik yang ramah lingkungan. Contohnya, penegakan kewajiban bagi perusahaan tambang untuk melakukan reklamasi lahan setelah kegiatan penambangan selesai. Selain itu, penggunaan teknologi yang lebih bersih dan efisien dalam proses ekstraksi marmer dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

2. Rehabilitasi Hutan

Reforestasi atau penanaman kembali area hutan yang telah mengalami kerusakan harus menjadi prioritas utama dalam upaya pemulihan lingkungan. Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon, pengatur siklus air, serta habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Contoh konkrit dari upaya ini adalah program penanaman pohon yang melibatkan masyarakat lokal untuk menanam jenis pohon endemik yang sesuai dengan ekosistem setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun