Hal tersebut tentu saja berdampak positif pada perkembangan masyarakat, terutama para pelajar saat ini yang gemar menekuni bidang robotika. Inovasi dan kreasi di bidang tersebut akan terus berkembang. Dengan begitu, kita tak lagi perlu khawatir akan masa depan negeri mengingat anak-anak muda masa kini, terutama para santri yang juga kuat akan literatur keagamaannya, sudah memiliki potensi yang luar biasa untuk menghadapi berbagai tantangan yang akan datang.
Tentu hal ini harus juga diimbangi dengan kebijakan dan bimbingan dari para pemangku jabatan dan pemangku kepentingan demi terwujudnya kemajuan bersama. Patriotisme tentu sangat dianjurkan oleh agama Islam. Sebab, hal tersebut sangat bermanfaat guna menjaga keutuhan bangsa dan negara sebagai bagian dari lima prinsip dasar diterapkannya syariat (al-daruriyat al-khams), yakni menjaga agama, diri, akal, martabat, dan harta.
Para santri dahulu juga berjuang dengan mengangkat senjata demi memetik cita-cita kemerdekaaan dan penindasan para penjajah. Sebab, penjajahan tersebut membuat diri masyarakat terancam, sukar melaksanakan keagamaan, harta pun dijarah, hingga martabat pun dioyak-oyak.
Memerangi mereka yang telah berbuat demikian adalah suatu kewajiban bagi setiap individu. Hal itu juga merupakan sikap patriotik santri. Mereka rela meninggalkan pengajiannya jika diperintahkan oleh kyai untuk berperang. Namun, hari ini di tengah bangsa yang sudah merdeka, tentu bentuk patriotisme bukan hanya dengan mengangkat senjata.
Kontribusi kita melalui pengetahuan baik agama maupun umum dan tenaga demi kemajuan dan kemakmuran bangsa dapat menjadi bagian dari sikap patriotik. Dengan begitu, Indonesia Emas 2045 yang diharapkan ini, insyaallah akan terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H