Emak-emak ini mengaku jengkel ketika datang ke TPS untuk pencoblosan. Melihat kertas yang berukuran 51×82 cm itu membuatnya marah. Selain dibuat jengkel dengan ukuran kertas yang begitu besar, emak ini bingung dengan beberapa nama yang tertera di kertas suara yang berukuran kecil.
Emak ini pun sempat marah ketika ada di lokasi TPS. Dia bingung untuk mencoblos apa di surat surat warna kuning, hijau, biru, dan merah. Begitu banyak daftar nama yang tertera. Sedangkan untuk usia senja-nya untuk membaca dengan jelas tak bisa diandalkan. Bisa jadi, si emak mencoblos gambar atau logo.
Bukan hanya penglihatan, untuk mendengarkan arahan dari petugas pun tak bisa mengerti secara cepat. Kadang kali, untuk memberi arahan ke lanjut usia tak segampang membalikkan telapak tangan.
“Mana yang harus Emak coblos. Apakah gambar yang banteng ini yang harus dicoblos?" teriaknya di balik bilik suara.
Petugas KPPS pun terpaksa harus menghampiri emak tersebut yang sedang berada di bilik suara. Mungkin untuk memberi arahan ke sekian kalinya.
“Ini lagi, sudah dibuat bingung harus lipat kertas.” gerutuk keras si emak.
Bahkan, ketika si emak keluar dari bilik suara. Lipatan kertasnya tak sesuai. Adapun kertas suara warna hijau tak dilipat sama sekali. Dibiarkan terbuka lebar. Sempat para warga yang berada di lokasi TPS, tersenyum tipis melihat kertas warna hijau, si emak malah mencoblos gambar banteng bukan nama yang tertera di dalam table. Bahkan bekas coblosan-nya, seperti sobekan celana. Besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H