Mohon tunggu...
Key Risma
Key Risma Mohon Tunggu... -

Saya seorang guru TK yang sedang belajar dan terus belajar mencari sesuatu yang baru dalam hidup. Apapun itu, baik atau buruk adalah sebuah pelajaran yang pasti dapat kita ambil hikmahnya. Berjuang untuk hidup yang lebih baik dan semakin baik dari waktu ke waktu tanpa kenal lelah, putus asa dan kecewa.Tersenyum disetiap keadaan, membuat hidup terasa semakin ringan, karena itu berarti kita berkhusnuzon kepada Allah SWT.. Seberat apapun masalah yang Allah berikan,itu sudah pasti sepaket dengan penyelesaiannya. Jadi, saya tidak pernah menganggap masalah sebagai beban, namun lebih sebagai penyemangat atau motivasi hidup dan membuat saya merasa semakin percaya diri menghadapi apapun yang datang dalam hidup. Semangat, bekerja keras dan pantang menyerah adalah kepribadian yang dapat saya nilai sendiri. Selanjutnya, terserah anda bagaimana menilainya.. :)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bersabar Pak...

20 Juli 2013   22:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:16 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ku laju sepeda motorku menuju perpustakaan kampus di Rancho. Rasanya kurang bersemangat hari ini karena tidak ada teman yang akan aku temui disana. Perlahan saja aku mengendarai Corey, hingga terhitung kurang lebih satu jam perjalanan sampai ke Rancho.

Seperti biasa, untuk sampai ke kampus aku harus memutar arah dan menyeberangi jalan. Terlihat banyak angkutan umum yang ngetem di sepanjang jalan depan gang kampusku dan lalu lintas tidak terlalu padat sehingga aku dapat dengan mudah menyebrangi jalan raya itu. Tempat parkir yang akan aku tuju berada agak ke samping kanan dari gang masuk kampus. Artinya, aku harus sedikit melawan arah untuk dapat masuk ke parkiran tersebut.

Ketika berhasil menyebrang dengan selamat, tiba-tiba dari belakang angkutan umum yang sedang ngetem seorang bapak setengah baya muncul dengan sepeda motor yang dikendarainya. Alhasil, aku dan beliau sempat terkejut dan sama-sama mengerem sepeda motor kami secara mendadak. Alhamdulillah, kami bisa mengendalikan kendaraan kami sehingga tidak ada satu pihak pun yang dirugikan.

Namun bapak tersebut bereaksi dan sempat mengejutkanku. Beliau marah dan berteriak kepadaku sambil matanya terbelalak karena emosi. Mungkin beliau kaget, gumamku dalam hati. Astagfirullah, ketika berpuasa seperti ini bagaimana bisa seseorang tak dapat menahan emosinya. Semakin ia marah, semakin aku dibuat terpana olehnya, sehingga aku hanya bisa menatapnya dalam-dalam karena heran. Ketika ia mengeluarkan cacian dari mulutnya, aku hanya diam menatapnya dan terus menatapnya. Hingga saatnya kurasa cukup, lalu aku pergi meninggalkannya tanpa sepatah katapun, kecuali sebuah senyuman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun