Dalam keheningan malam, lorong itu memantulkan kesunyian yang menggigit , Lampu lampu tua yang menggigit. Lampu-lampu tua yang menggantung di sepanjang jalan hanya, mampu memancarkan cahaya redup, menciptakan bayangan panjang yang seolah menari di dinding bata. Lorong tersebut seperti dunialain-tempat di mana waktu melambat dan suara sekecil apa pun menjadi yang memekakkan telinga. Namu, di tengah sepi itu, terdengar sebuah bisikan, Halus , hampir seperti angin, tetapi ada sesuatu yang lebih darinya-sesuatu yang membuat bulu kuduk meremang, Bisikan itu datang dari sudut tergelap lorong. memanggil siapa pun yang cukup berani untuk mendekat.
''Aku di sini," suara itu berbisik lagi. Tidak keras, tetapi cukup jelas untuk mengusik pikiran.Â
Siapa yang berbicara ? apa yang mereka inginkan? Pertannyaan-pertannyaan itu mengalir deras di kepala tetapi tak ada jawaban yang datang. Yang ada hanyalah keheningan yang semalam berat. seolah borong itu tetap kosongÂ
Kisah-kisah tentang lorong sunyi ini telah menjadi bagian dari legenda kota. Beberapa mengatakan bahwa bisikan itu adalah arwah penasaran yang percaya bahwa itu adalah jelaska, panggilan dari entitas gelap yang ingin menarik jiwa menulis ke dalam kegelapan.
Namun, di balik semua cerita ,Menakutkan itu, ada satu pesan yang sering terabaika, Bisikan itu, walau terdengar menyeramka, seolah membawa sebuah peringatan
Penutup
Lorong sunyi dengan bisika-bisikannya tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan, Keberanian dan rasa ingin tahu manusia terus di uji setiap kali ada yang melangkah masuk, tapi satu hal yang pasti  bagi mereka yang mendengar bisikan itu, lorong sunyi akan selamanya meninggalkan bekas di ingatan. Mungkin bukan lorong itu yang menyeramkan, melainkan bayangan ketakutan dalam dari kira sendiri
Gosvel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H