Mohon tunggu...
Keyli Aurelim
Keyli Aurelim Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya suka membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Seni

Tulisan Pendek yang Mempopulerkan Alat Musik Saluang

5 September 2024   22:00 Diperbarui: 5 September 2024   22:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar : Pinterest/Emco Paint

Menghidupkan Kembali Harmoni Saluang: Warisan Musik dari Minangkabau

Saluang, sebuah alat musik tiup tradisional dari Minangkabau, Sumatera Barat, adalah sebuah harta karun budaya yang seharusnya lebih dikenal oleh generasi muda Indonesia. Terbuat dari bambu tipis, Saluang memiliki suara yang halus dan melodius, menggambarkan keindahan alam Minangkabau dan kehangatan kisah-kisah tradisional yang diwariskan turun-temurun.

Dalam setiap alunan nada yang dimainkan, Saluang membawa pendengarnya pada perjalanan emosional yang dalam—dari kerinduan akan kampung halaman hingga kesedihan yang mengharukan. Alat musik ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai medium untuk mengekspresikan perasaan yang sering kali sulit diungkapkan dengan kata-kata. Dulu, Saluang sering dimainkan dalam pertunjukan kesenian seperti "Dendang Saluang," di mana cerita rakyat dan pantun-pantun Minang disampaikan melalui iringan melodi yang indah.

Namun, di tengah arus modernisasi dan globalisasi, Saluang mulai terpinggirkan, kalah bersaing dengan instrumen modern dan musik populer. Untuk menjaga kelestarian Saluang, penting bagi kita untuk mempopulerkannya kembali melalui berbagai media, baik itu melalui pertunjukan seni, pendidikan, atau bahkan kolaborasi dengan musik modern. Dengan menggabungkan Saluang dalam aransemen musik kontemporer, kita tidak hanya menjaga warisan budaya ini tetap hidup, tetapi juga memperkenalkan keindahan tradisi Minangkabau kepada dunia yang lebih luas.

Melestarikan Saluang berarti menjaga jati diri kita sebagai bangsa yang kaya akan budaya dan tradisi. Mari kita gaungkan kembali suara Saluang, agar generasi mendatang tetap mengenal dan mencintai warisan leluhur yang penuh makna ini.

Referensi:
1. Sudarmoko, "Dendang Saluang: The Construction of Minangkabau Oral Literature", dalam Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, Vol. 17 No. 2 (2016).
2. M. Suryadi, Alat Musik Tradisional Nusantara: Saluang dari Minangkabau, Jakarta: Depdikbud, 1995.
3. Pudentia MPSS (ed.), Sastra Lisan Indonesia: Antologi Tradisi Lisan Minangkabau, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2011.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun