Apakah kalian menyadari bahwa kasus cuci darah sedang menjadi tren di kalangan anak hingga remaja? Tentu beberapa dari kalian sudah menyadari akan hal itu karena ramai di media sosial bahwa rumah sakit dipenuhi pasien cuci darah yang masih di bawah umur. Kenyataan tersebut tentu bukan suatu hal yang dapat dibanggakan dan terdengar tidak menyenangkan. Lalu apakah kalian mengetahui alasan dibalik kenyataan pahit itu dapat terjadi? Kasus ramai cuci darah pada anak di bawah umur dapat disebabkan karena pemberian konsumsi gula yang tinggi pada anak sejak dini oleh orang tua.
Orang tua tidak akan tega untuk tidak memenuhi keinginan anaknya yang meminta makanan maupun minuman manis. Para orang tua juga kurang pengetahuan terkait batas konsumsi harian gula pada anak agar tidak berdampak jangka panjang pada anak. Salah satu contoh kesalahan orang tua yang dianggap normal padahal berdampak jangka panjang adalah terlalu sering atau setidaknya satu hari sekali para orang tua memberikan susu UHT berasa pada anak kecil, padahal tidak sepatutnya meminum susu UHT terlalu sering dikarenakan kadar gulanya yang tinggi. Sebagai contoh ada minuman susu UHT yang hanya memiliki komposisi 25% susu segar namun kadar gulanya cukup tinggi sebesar 21 gram, sedangkan batas maksimal konsumsi harian gula pada anak adalah 25 gram. Satu minuman susu UHT tersebut hampir memenuhi batas maksimal harian gula pada anak. Konsumsi gula pada anak di bawah umur yang terlalu sering melampaui batas maksimal harian dapat berdampak buruk yang mana nantinya mengharuskan anak tersebut untuk rutin cuci darah di usia belia. Tidak seharusnya anak-anak menghabiskan waktunya di rumah sakit untuk melakukan cuci darah.
Sudah saatnya bagi orang tua untuk mulai menyadari betapa pentingnya untuk peduli perihal konsumsi gula pada anaknya. Edukasi mengenai batas konsumsi gula harian pada anak harus dilakukan oleh orang tua. Dengan orang tua tidak menuruti keinginan anaknya yang meminta makanan manis dan diganti dengan makanan sehat dapat mencegah sang anak untuk mengikuti tren cuci darah di usia belia. Orang tua juga dapat mencegah sang anak mengikuti tren tersebut dengan berhenti menormalisasikan pemberian minuman kemasan yang tinggi gula pada anak hanya karena keinginan sang anak. Kesadaran dan tindakan nyata dari orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H