Mohon tunggu...
Nur Aulia Keysha Mayasari
Nur Aulia Keysha Mayasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Keysha

Belajar berjuang bertaqwa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Berharga dari Dosen Terbaikku

1 Juni 2022   09:03 Diperbarui: 1 Juni 2022   09:05 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Wr. Wb. 

 Hallo teman-teman semua. Bgaimana kabarnya hari ini? Tentu kita harus selalu Bahagia dan bersyukur bukan. Apapun proses kehidupan yang kita alami baik senang maupun susah, tentu semua ada hikmahnya. Baik rasa bahagia maupun ujian atau rasa kecewa yang Allah swt berikan untuk kita. Karena Allah swt memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai dengan batas kemapuannya. 

Seperti contohnya kita sedang melakukan studi di perkuliahan, tentu bukan hal yang mudah, dan tidak begitu saja bisa mendapatkan gelar sarjana. Semua itu juga butuh proses dari awal kita masuk pada semester satu. Banyak sekali hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah kita dapatkan. Baik dari segi organisasi maupun dari segi tugas-tugas kuliah. Tugas kuliah ini juga ada berbagai macam metode yang harus kita selesaikan. Awal menduduki bangku kuliah memang bukanlah hal yang mudah. Kita bermula dari sebuah tuntutan untuk menyelesaikan tugasnya, lalu karena tuntutan dan pakjsaan tadi kita menjadi lebih terbiasa dalam hal apapun. Bisa dari hal memenejemen waktu, bisa juga dari fikiran kita yang semakin terbiasa dengan sebuah pemikiran kritis, ataupun hal-hal lain terkait pemanfaatan teknologi yang kita miliki. Semua ini butuh proses belajar yang tidak singkat. Dan juga butuh pengorbanan yang cukup besar untuk mempertahankan perkuliahan mulai awal hingga akhir nantinya. 

 Suatu kemampuan yang saya miliki saat ini tidak akan saya dapatkan tanpa adanya sebuah bimbingan dan pengajaran dari bapak ibu dosen yang sabar dalam mengajarkannya. Saya ucapkan terima kasih dengan tulus kepada Bapak Edi Purwanto, M.Si sebagai dosen mata kuliah kewarganegaraan. Karena berkat beliau juga fikiran dan nalar saya serta kepercayaan diri juga semakin berkembang. 

Rasa ingin tau banyak hal yang ternyata sudah terjawab karena adanya bimbingan yang mengharuskan saya dan teman-teman untuk menyelesaikannya. Meski bercampur dengan rasa malas, gelisah, kebingungan, hingga Bahagia semua menjadi satu. Karena beliaulah saya jadi mengetahui banyak sekali hal langsung dari sumbernya dengan survei pada tempat-tempat yang sebelumnya sangat asing bagi saya. 

Sebuah pembelajaran yang diajarkan beliaupun tidak memaksa para mahasiswanya. Bahkan para mahasiswa lebih enjoy dengan adanya materi kewarganegaraan ini. Dengan lebih santai dari mata kuliah yang lain, tapi saya merasakan bahwa justru kewarganegaraan inilah yang sangat bermanfaat ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Karena ilmu yang diberikan disamping langsung dari sumbernya, juga hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kita yang tidak mungkin bis akita menghindarinya. Kita dibiasakan untuk bergerak yang awalnya hanya bermalas-malasan di sebuah tempat tinggal masing-masing, menjadi bergegas semangat untuk keluar dan bertemu untuk bersosialisasi kepada teman-teman yang lain, bercanda gurau, dan mengetahui karakter masing-masing teman karena adanya interaksi ini. Juga hal yang kita dapat dari hasil wawancara kepada seorang narasumber. 

 Dengan mata kuliah kewarganegaraan yang dibimbing oleh bapak Edi ini bisa menjadikan hal yang semula kita tidak tahu menjadi tahu. Seperti contohnya, kita mengunjungi tempat peribadatan agama non muslim, yang pada saat itu saya mengunjungi gereja sebagai tempat ibadah agama Kristen dan juga pura sebagai tempat ibadah agama hindu. Awalnya ragu untuk memulail, banyak sekali pertanyaan yang akan ditanyakan mengenai syariat mereka. Setelah wawancara selesai, rasa lega dan rasa penasaran saya selama ini menjadi berkurang. Karena hal ini juga kita tau adat dan syariat mereka yang kita juga harus bertoleransi dan menghargai apapun yang mereka lakukan. Kita tidak boleh menuduh dan mengatakan sembarangan kepada mereka yang berbeda kepercayaan dari kita. Karena apa yang menjadi kepercayaan mereka itulah yang terbaik menurut mereka, kita tidak perlu menyalahkan mereka selama apa yang dilakukannya tidak mengganggu kehidupan kita. 

Dengan ini saya bisa menghargai keberagaman agama yang ada di Indonesia. Selain pengetahuan tentang itu, kita juga dianjurkan untuk mempelajari hal yang ada di negara kita sendiri, utamanya hal yang terkadang diabaikan oleh generasi muda zaman sekarang. Yaitu pemilu (pemilihan umum). 

Bagaimana sih proses terjadinya pemilu? Apa saja yang harus disiapkan Ketika akan terjadi pemilul? Kapan tanggal pemilu itu berlangsung? Berapa tahuun sekali pemilu berlangsung? Apakah ada sebuah Lembaga tersendiri yang khusus menyelenggarakan pemilu tersebut?. Pertanyaanpertanyaan inilah yang timbul dalam benak saya, dan setelah pembelajaran yang saya dapat dari wawancara di KPU Kota Malang, saya bisa sedikit paham bagaimana sistem demokrasi di Indonesia, utamanya dalam hal pemilu. Kerumitan yang tidak pernah terfikirkan selama ini, ternyata menjadi sebuah kekaguman, ternyata seperti itu proses pemilihan umum di Indonesia. 

 Apapun ilmu yang saya dapatkan dari mata kuliah kewarganegaraan ini sangat beragam, tidak hanya terkait dengan toleransi beragama dan sistem demokrasi di Indonesia saja. Tetapi kita juga bisa lebih dekat mengetahui karakter teman kita sendiri, dengan artikel yang ditulis. Tidak hanya teman, tetapi juga orang tua baik ayah maupun ibu. Yang hal ini bisa menambah rasa syukur kita terhadap rasa kasih sayang dan kebahagiaan saya memiliki kedua orang tua seperti mereka. Dan kita juga bisa lebih mengenali bagaimana orang tua saya. Hal sepele yang belum pernah saya ketahui tentang orang tua saya, karena adanya penulisan artikel ini, saya bisa penasaran dan pada akhirnya mencari tahu. Dengan ini juga bisa menambah rasa bakti kepada orang tua karena perjuanannya yang begitu besar untuk kita.

Di samping itu saya juga diminta untuk menuliskan artikel tentang saudara kita yang kurang mampu juga kepada seorang guru yang pertama kali mengajarkan saya membaca Al-Qur'an. Dengan saya mengunjungi saudara yang kurang mampu, saya memiliki rasa iba dan juga bersyukur tentunya terhadap apa yang sudah saya miliki saat ini. Dan juga karena saya sowan Kembali kepada ustadz ustadzah yang pertama kali mengajarkan saya membaca Al-Qur'an inilah yang membuat beliau beliau senang dan bangga dengan apa yang sudah saya dapatkan saat ini. Karena apa yang saya dapatkan sekarang tidak lepas dari doa dan juga tirakat dari beliau-beliau. Karena itu juga alhamdulilah saya masih bisa sambung doa dengan beliau-beliau yang subhanallah menurut saya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun