Hal itu membuat banyak guru semakin merasakan keuntungan dari penggunaan teknologi pada saat proses belajar mengajar. Segala perkembangan itu mengantarkan kepada pengembangan produkedutech yang baru mengalami perkembangan pesat pada tahun 2000-an.
2000-an-2010
Tahun 2000-an menjadi tahun perkembangan edutech. Sebab, di era tahun ini perkembangan teknologi sudah memasuki fase teknologimobile. Keberadaan laptop menjadi lumrah digunakan.
Tahun 2005, Nicholas Negroponte,Founder Emeritus of Massachusetts Institute of Technology's Media Lab, melakukan gebrakan dengan membuat programOne Laptop Per Child untuk membantu proses belajar mengajar. Hal itu menjadikan banyak peserta didik sudah melek teknologi.
Tahun 2010, pengguna Android dan IOS semakin banyak, ini menyebabkan berbagaigadget terjual ludes. Selain itu, di kisaran tahun ini, kemunculan peranti tablet sudah mulai digunakan untuk membantu proses belajar mengajar. Hal tersebut memunculkan gagasan akan pengembangan aplikasiedutech untuk Android dan IOS.
2010-Sekarang
Sejak kemunculan beragam teknologi portabel, menyebabkan banyak negara menggunakan edutech sebagai salah satu peranti dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Negara-negara itu di antaranya, Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa wilayah Asia dan Amerika Latin.
Di tahun 2015, di benua Afrika sudah munculedutech dalam bentuk aplikasi pengajaran dalam tiga bahasa, Zulu, Xhosa, dan Swahili. Selain itu, di India pun mulai menggunakan aplikasi edutech dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Di Indonesia sendiri, perkembangan edutech cukup melesat dan cukup banyak membantu banyak peserta didik mencapai impian mereka. Baik pemain lokal maupun pemain internasional seperti Quipper, kini melirik Indonesia dan Asia Tenggara sebagai pasar utama untuk mendistribusikan misi dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata.
Itulah sedikit sejarah singkat perkembanganedutech di dunia. Kehadiranedutech kiranya memberikan banyak manfaat tidak hanya kepada guru dan juga murid, namun juga kepada seluruh eksosistem dalam dunia pendidikan, baik itu pemerintah, sekolah, organisasi dan jugastakeholder terkait.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H