Stasiun Solo Balapan atau lebih dikenal dengan Stasiun Balapan terletak di perbatasan antara Kestalan dan Gilingan, Banjarsari, Surakarta. Stasiun Solo Balapan didirikan di atas lahan bekas arena pacuan kuda yang merupakan Alun-Alun Utara Pura Mangkunegaran. Nama "Balapan" diambil dari nama kampung yang terletak di sebelah utara kawasan stasiun balapan. Peresmian Stasiun Solo Balapan sendiri dilakukan pada Kamis, 10 Februari 1870.Â
Stasiun ini memiliki peron yang luas untuk menampung penumpang.Dekat peron, terdapat berbagai loket penjualan tiket yang menyediakan berbagai jenis tiket kereta api untuk berbagai tujuan. Penumpang dapat membeli tiket atau mendapatkan informasi tentang perjalanan kereta di sini. Diatas area tersebut terdapat tanda penomoran peron untuk memudahkan penumpang memasuki gerbong yang dituju. Di sekitaran peron, terdapat papan informasi dan jadwal keberangkatan kereta. Penumpang dapat dengan mudah memeriksa jadwal perjalanan mereka dan mendapatkan informasi terkait perjalanan kereta. Stasiun juga menyediakan ruang tunggu yang luas dan nyaman. Penumpang dapat duduk dan bersantai sebelum naik kereta atau setelah turun dari kereta. Di samping ruang tunggu terdapat ruang kerja. Ruang kerja terdiri dari beberapa sepasang meja dan kursi yang nyaman dan beberapa colokan yang berada di pojok sudut meja.Â
Stasiun ini juga memiliki berbagai restoran. Tentu saja restoran ini juga menyediakan berbagai macam makanan mulai dari makanan cepat saji, roti yang memiliki aroma kopi menyengat, dan makanan khas solo. Selain restoran, stasiun ini menyediakan toko yang menjual produk lokal yang identik dengan solo. Area sekitar peron di Stasiun Solo Balapan mencakup berbagai fasilitas yang dirancang untuk kenyamanan dan kebutuhan penumpang.
 Stasiun Solo Balapan memiliki arsitektur yang indah dan menggabungkan elemen-elemen arsitektur Jawa dengan gaya arsitektur Belanda. Bangunannya menghadap ke timur dan terdiri dari dua lantai. Fasadnya yang cantik menampilkan ornamen-ornamen yang menggambarkan budaya Jawa, seperti relief wayang kulit dan motif batik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H