RAJA TEMPE
Rustono, lahir di Grobogan Jawa Tengah pada 3 Oktober 1968 . Cita-citanya sejak kecil hanyalah ingin naik pesawat terbang. Sehingga dia melanjutkan pendidikannya di Akademi Perhotelan yang akan memungkinkan dia untuk bekerja dikota besar. Singkat cerita setelah lulus, dia diterima kerja dihotel Sahid Yogyakarta. 6 tahun bekerja dihotel tersebut, hingga pada suatu saat terdapat rombongan wisatawan Jepang yang bermalam dihotel dimana Rustono bekerja, rombongan tersebut terdapat gadis Jepang bernama Tsuruko Kuzumoto yang menarik perhatian Rustono. Singkat cerita, merekapun jatuh cinta dan akhirnya menikah.
1 Oktober 1997 Rustono menyusul sang istri ke Jepang. Disana dia bekerja sebagai pegawai bank swasta bersama Tsuruko. Pada suatu hari Rustono ingin makan makanan faforitnya yaitu tempe, hingga hari minggu dia keliling kota untuk mencari produk olahan tempe namun tidak ada. Dari situ muncul ide untuk memproduksi tempe. Hingga akhirnya dia mengundurkan diri dari pekerjaannya di Bank swasta. Kemudian bekerja di pabrik roti untuk mendapat ilmu tentang berwirausaha dari bosnya.
Setelah itu dia berhenti dan memutuskan untuk memulai usahanya sebagai produsen tempe di Jepang. 4bulan dia habiskan waktunya untuk membuat tempe, namun semuanya gagal. Hingga dibulan kelima dia bisa membuat tempe. Kemudian dia menawarkan tempenya pada rumah makan, restoran, dan hotel disekitar rumahnya tapi tak ada satupun yang bersedia membeli. Selama 2bulan dia berusaha memperbaiki kualitas tempenya dan berusaaha menawarkan pada tetangga sekitar rumah tapi hasilnya tidak memuaskan.
Rustono pulang ke Indonesia setelah mendapat ijin dari istrinya untuk menimba ilmu membuat tempe. Dia datangi 60 pengusaha tempe di Jawa Tengah dan menyerap ilmu yang dia peroleh. Lalu dia kembali ke Jepang untuk melanjutkan usaha tempenya. Dengan kegigihannya membangun pabrik tempe dari balok balok kayu di musim dingin, hingga menarik perhatian wartawan yang kemudian mewawancarainya. Kemudian sang wartawan memuat tulisannya tenteng kegigihan Rustono membangun pabrik tempe di musim dingin pada koran lokal sehingga banyak dibaca oleh tetangga sekitar bahkan pemilik rumah makan dan restoran yang sempat menolak produk tempe Rustono.
Sejak saat itu Rustono mulai mendapat pesanan dari tetangga, rumah makan, restoran dan hotel sekitar. Setiap harinya makin banyak yang memesan temped an pesanannya makin meningkat. Dia memberi nama tempenya dengan “Rusto Tempeh”. Semakin banyaknya pelanggan, hingga akhirnya Tsuruko sang istri berhenti dari pekerjaannya untuk membantu usaha Rustono, bahkan Rustono sekerang mempekerjakan 9 orang Jepang untuk memenuhi pesanan.
Senin sampai Jumat dapat memproduksi 16.000 bungkus tempe dengan berat 250gr dimana tiap bungkusnya di jual seharga 50rb rupiah dalam kurs Yen. Di Indonesia dengan ukuran sama dijual seribu hingga dua ribu. Dibungkus tempenya terdapat gambar dengan bernuansa khidupan masyarakat desa di Jawa. Terdapat catatan kaki dalam bahasa Inggriss yang berarti “Tempe asli, makanan tradisional yang enak, yang tidak mengandung kolesterol. Dibuat oleh Rustono, warga Indonesia yang tinggal di provinsi Shiga. Produk ini dibuat dari biji kedelai yang 100% dibuat denganproses peragian secara tradisional.”
Pelanggannya 490 tempat dari Hokkaido hingga Okinawa. Bahkan kini Rustono menjual tempenya hingga ke Koreaa Selatan, Mexiko, Hongaria, Perancis, dan Polandia. Rustono memiliki semboyan “Makanan enak belum tentu menyehatkan, makanan tidak enak bisa menyehatkan. Tetapi makanan enak dan menyehatkan adalah Tempe.” Dari usaha tempenya tersebut, Rustono banyak mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia dan Jepang. Kini dia memiliki mobil mewah, apartemen, tanah, pabrik, toko swalayan. Bahkan tiap 6bulan sekali berlibur kekampung halamannya bersama sang istri dan kedua putrinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H