Mohon tunggu...
Kevin Tiffany
Kevin Tiffany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi di Telkom University, saya memiliki minat di dunia foto, video, film, dan menulis. Dalam menulis artikel saya lebih sering membahas tentang opini dan juga sudut pandang yang terkadang belum bisa dilihat oleh orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ojek Online Wanita? Memangnya Bisa? Memangnya Kuat?

17 Mei 2024   23:59 Diperbarui: 18 Mei 2024   00:03 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat segala sektor di dunia menjadi lebih berkembang dari sebelumnya. Perkembangan teknologi yang telah mengubah dunia tersebut berdampak sangat banyak bagi manusia, semakin banyak hal yang dapat dengan mudah dilakukan dan terbantu dengan adanya teknologi tersebut. Salah satu yang dapat dirasakan oleh masyarakat adalah munculnya ojek online di Indonesia. 

Ojek online sendiri adalah salah satu jenis jasa untuk mengantarkan orang ataupun barang. Saat ini pada umumnya ojek online memiliki berbagai pilihan layanan yang semakin membuat orang malas untuk beranjak dari rumah, dari mengantar barang, membeli makanan, membeli barang dari toko atau supermarket, mengantar orang dan masih banyak lagi. Ojek online sendiri sudah muncul pada tahun 2010 di mana perusahaan ojek pertama kali adalah Gojek.

Selain munculnya kemudahan bagi pengguna, dengan adanya ojek online ini juga dapat membuka berbagai kesempatan lapangan kerja yang baru, dari restoran yang semakin ramai tanpa pengunjung dan tentunya adalah tukang ojeknya itu sendiri. Tukang ojek yang sudah menjadi mitra akan memiliki akses pada aplikasi yang isinya adalah pesanan dari pelanggan, jadi bisa dibilang dengan bermitranya tukang ojek ke dalam perusahaan, akan mendapatkan lebih mudah mendapatkan penumpang ataupun pesanan. 

Namun karena hal tersebut, tidak dapat dipungkiri masih ada masyarakat yang belum dapat memaklumi dan beradaptasi dengan berbagai kemajuan teknologi yang ada, sampai pada akhirnya ada beberapa ojek pengkolan yang memiliki daerah kekuasaan tersendiri, karena merasa ojek online merupakan salah satu dari bentuk ketidakadilan dari adanya kemajuan teknologi.

Dengan banyaknya tantangan dan keberatan yang ada tidak membuat para tukang ojek menjadi bermalas-malasan dalam mencari uang, hal ini juga berlaku pada beberapa tukang ojek yang ternyata merupakan seorang wanita. Namanya ibu Kira, ibu Ani, dan ibu Diah, mereka adalah beberapa orang yang merupakan pengendara wanita yang ada di Bandung, penulis bertemu dengan ke-3 ibu tangguh ini pada salah satu komunitas ojek wanita yang ada di Instagram dengan nama akun @ladiesdriverbdg. 

Mereka bertiga memiliki latar belakang tersendiri untuk menjadi tukang ojek, dari masalah keuangan, mengisi waktu luang, dan lain-lain. Dengan berbagai bentuk kerja yang sudah disebutkan di atas, banyak dari kerjanya masih berbentuk berat, maka dari itu terkadang driver wanita masih sering diragukan oleh masyarakat pada umumnya.

"Iya dulu itu pernah ada pesanan masuk, lalu waktu dilihat kan sama penumpang kalau saya cewek, eh langsung dicancel, dia beberapa kali tuh pesen eh dapetnya saya" ungkap ibu Diah yang selalu sebal karena selalu dianggap lemah oleh masyarakat, bahkan ada beberapa waktu pengendara wanita ini ditawari oleh penumpang pria untuk duduk di belakang saja karena tidak enak melihat wanita menyetir untuk pria. 

maka dari itu, terkadang pengendara wanita lebih menyukai pesanan makanan atau barang yang tidak harus bertemu dengan orang, hal ini diungkapkan oleh ibu Kira "Tapi kadang ya a kita pengendara perempuan gini, lebih gampang ambil pesanan makanan aja, biar nggak ketemu orang atau yaa bisa dibilang lebih aman lah". 

Selain itu, saat berada di jalanan, tidak dipungkiri banyak kejadian yang terjadi dan tantangan yang tidak mudah maka dari itu dibentuklah komunitas @ladiesdriverbdg. Selain sebagai tempat bertukar cerita, komunitas tersebut juga digunakan untuk bertukar informasi terkait dunia aplikasi, acara besar, dan lain-lain.

Salah satu dampak positif yang dirasakan oleh pengendara wanita adalah adanya kegiatan yang melibatkan pengendara wanita dalam acara tertentu seperti hari kartini, hari kasih sayang, dan lain-lain. Uniknya setiap pengendara memiliki keunikan masing-masing, seperti ibu Kira yang selalu membawa dan menggendong anaknya saat mengambil pesanan, ibu Diah yang suka standby pada daerah yang jauh dari rumahnya, dan banyak keunikan masing-masing pengendara wanita, yang membuatnya menjadi masing-masing dari pengendara wanita memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat saling mengisi. Sampai saat ini, pengendara wanita masih bertebaran di daerah Bandung, dan dengan adanya  komunitas ini diharapkan masyarakat akan lebih dapat menerima akan adanya kesetaraan gender dan juga lebih menghargai setiap pekerjaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun