Mohon tunggu...
Kevin Simbolon
Kevin Simbolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa fisip uhamka

saya suka menulis artikel atau berita terkini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tranformasi Dakwah Islam di Era Digital: Memanfaatkan Media Sosial untuk Penyebaran Pesan Kebaikan

7 Januari 2025   15:16 Diperbarui: 7 Januari 2025   15:16 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam era digital yang semakin maju, komunikasi penyiaran Islam dan fenomena dakwah mengalami transformasi yang signifikan. Media sosial telah menjadi salah satu alat utama dalam menyebarkan pesan-pesan Islam, menjangkau audiens yang lebih luas, dan menciptakan interaksi yang lebih dinamis. Artikel ini akan membahas bagaimana komunikasi Islam melalui media sosial berperan dalam dakwah, serta menganalisis fenomena internet dalam perspektif Islam.

Dakwah, yang berarti mengajak atau menyeru kepada kebaikan, merupakan salah satu pilar penting dalam ajaran Islam. Dalam konteks modern, dakwah tidak hanya dilakukan melalui ceramah di masjid atau pengajian, tetapi juga melalui berbagai platform komunikasi, termasuk media sosial. Komunikasi Islam, di sisi lain, mencakup cara-cara penyampaian pesan-pesan Islam kepada masyarakat. Dalam konteks ini, media sosial berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan para dai dengan audiens yang lebih luas.

Melalui platform seperti Instagram, Facebook, dan YouTube, pesan-pesan dakwah dapat disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan interaktif. Media sosial telah merevolusi cara orang berkomunikasi dan berbagi informasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hasyim dan Rahman (2021), penggunaan media sosial dalam dakwah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ajaran Islam. Konten-konten dakwah yang kreatif dan informatif dapat menarik perhatian generasi muda yang lebih aktif di dunia maya. Salah satu contoh fenomenal adalah penggunaan video pendek di TikTok yang menyajikan pesan-pesan Islam dengan cara yang menghibur. Fenomena ini menunjukkan bahwa dakwah tidak harus selalu serius; pendekatan yang lebih santai dan relatable dapat membuat pesan-pesan Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Dalam perspektif Islam, internet dapat dilihat sebagai alat yang memiliki potensi positif dan negatif. Di satu sisi, internet memungkinkan penyebaran informasi yang cepat dan luas, tetapi di sisi lain, juga dapat menjadi sarana penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan. Menurut Al-Ghazali (2015), penting bagi umat Islam untuk menggunakan internet dengan bijak dan bertanggung jawab. Dalam hal ini, para dai dan aktivis dakwah perlu memiliki kemampuan literasi digital yang baik untuk menyaring informasi dan menyebarkan konten yang benar. Hal ini sejalan dengan pendapat Murtadha (2020) yang menekankan pentingnya pendidikan media bagi umat Islam dalam menghadapi tantangan di era digital.

Fenomena hoaks dan berita palsu di media sosial menjadi tantangan tersendiri bagi dakwah Islam. Oleh karena itu, para dai dan aktivis dakwah perlu memiliki kemampuan literasi digital yang baik untuk menyaring informasi dan menyebarkan konten yang benar. Dalam konteks ini, pendidikan media menjadi sangat penting. Umat Islam perlu dilatih untuk mengenali sumber informasi yang kredibel dan memahami cara menyebarkan informasi yang akurat. Dengan cara ini, ini membantu menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan lebih bermanfaat.

Penyiaran Islam di era digital tidak hanya terbatas pada penyampaian pesan melalui media sosial, tetapi juga mencakup podcast, blog, dan platform video. Menurut penelitian oleh Sari dan Prabowo (2022), penyiaran Islam yang dilakukan secara konsisten dan profesional dapat meningkatkan kredibilitas dai di mata masyarakat. Konten yang relevan dan berkualitas tinggi kemungkinan besar akan  menarik perhatian audiens Anda. Salah satu contoh sukses dalam penyiaran Islam adalah program podcast yang membahas isu-isu kontemporer dari perspektif Islam. Dengan format yang mudah diakses, podcast ini dapat menjangkau pendengar di berbagai kalangan, termasuk mereka yang tidak memiliki waktu untuk mengikuti ceramah langsung.

Selain itu, kolaborasi antara para dai dan influencer media sosial juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam dakwah. Influencer yang memiliki pengikut yang banyak dapat membantu menyebarkan pesan-pesan Islam dengan cara yang lebih menarik dan relatable. Dengan memanfaatkan pengaruh mereka, dakwah dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pesan-pesan Islam dapat diterima oleh generasi muda yang lebih aktif di dunia maya.

Komunikasi penyiaran Islam dan fenomena dakwah di era digital menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi alat yang efektif dalam menyebarkan pesan-pesan Islam. Media sosial, dengan segala kelebihannya, memberikan peluang bagi para dai untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Namun, tantangan seperti penyebaran informasi yang salah dan hoaks juga harus dihadapi dengan bijak. Dalam menghadapi fenomena internet, umat Islam perlu mengembangkan literasi digital dan kemampuan untuk menyaring informasi. Dengan pendekatan yang tepat, dakwah Islam di era digital dapat menjadi lebih relevan dan berdampak positif bagi masyarakat.

Pentingnya kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat, termasuk lembaga pendidikan, organisasi keagamaan, dan komunitas online, juga tidak dapat diabaikan. Dengan bekerja sama, mereka dapat menciptakan program-program yang mendidik dan informatif, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya dakwah yang berbasis pada nilai-nilai Islam yang benar.

Transformasi dakwah Islam di era digital menunjukkan bahwa media sosial dan teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan. Dengan memanfaatkan platform-platform ini secara bijak, umat Islam dapat menjangkau audiens yang lebih luas, mengedukasi masyarakat, dan membangun komunitas yang lebih solid. Oleh karena itu, penting bagi para dai dan aktivis dakwah untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkan peluang yang ada untuk menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang lebih efektif dan menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun