Mohon tunggu...
Kevin Nicholas Santoso
Kevin Nicholas Santoso Mohon Tunggu... Editor - Murid

Murid

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Enam Tahun di Kolese Kanisius: Pembentukan Karakter dan Pelajaran Hidup

18 September 2024   20:30 Diperbarui: 18 September 2024   20:35 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan diri generasi muda. Bukan hanya secara akademis, tetapi juga pendidikan karakter yang merupakan pengalaman pribadi yang berbeda untuk setiap orang. Perkembangan zaman dan teknologi membuat generasi muda harus cerdas dalam pengetahuan dan kepribadian, terutama di kota besar seperti Jakarta. Kolese Kanisius merupakan sebuah sekolah swasta berbasis Jesuit yang berada di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Sejak didirikan hampir satu abad yang lalu, Kolese Kanisius menjadi ruang untuk para Kanisian, sebutan untuk siswa Kolese ini, dalam pengembangan diri. Standar akademik yang tinggi, kegiatan yang menyita tenaga dan waktu, menjadikan pengalaman pribadi yang tidak terlupakan. "Give me a child and I will show you the man", sebuah pesan yang disampaikan oleh Santo Ignatius Loyola, pelindung Kolese Kanisius, menjadikan lulusan Kolese Kanisius menjadi pribadi yang memiliki jiwa kepemimpinan beriman dan sanggup menghadapi kerasnya kehidupan.  

Sebagai siswa Kolese Kanisius selama hampir enam tahun, saya pribadi mengalami perjalanan yang tidak hanya mengasah kecerdasan intelektual, tetapi juga membentuk karakter saya sampai hari ini. Di sekolah yang kaya akan tradisi ini, saya merasakan betapa pentingnya nilai-nilai Ignatian yang diajarkan, dari 4C 1L hingga semboyan cura personalis. Setiap pengalaman, baik dalam akademik maupun kehidupan sehari-hari, memperkaya pandangan saya terhadap dunia dan menanamkan fondasi moral yang kuat. Kolese Kanisius telah menjadi tempat yang penuh makna dalam hidup saya dan pengalaman ini akan selalu membekas di hati.

Dalam bidang akademik, standar yang diterapkan oleh Kolese Kanisius sangat tinggi. Para guru selalu mendorong kami untuk berpikir kritis dan mencari solusi yang kreatif terhadap berbagai permasalahan. Pada awal kelas 7, saya memiliki kesulitan untuk beradaptasi di beberapa pelajaran. Melalui bimbingan para guru dan teman, saya mulai bersemangat kembali untuk memperbaiki nilai. Namun, saya segera menyadari bahwa pendidikan di sini tidak pernah terpaku hanya pada nilai atau prestasi akademik. Kanisius mengajarkan kami untuk tidak puas hanya dengan menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk menjadi pribadi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. 

Compassion Week adalah salah satu kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun. Dalam kegiatan ini, saya dan teman-teman mempelajari sebuah hal baru yang memiliki nilai kehidupan, yaitu meningkatkan kesadaran dan kepedulian para Kanisian atas kebersihan lingkungan hidup. Selama seminggu penuh, kami diajak untuk terjun langsung dalam berbagai aksi sosial dan kegiatan yang berfokus pada pelestarian alam dan penataan lingkungan. Mulai dari membersihkan area publik, menanam pohon, hingga melakukan kampanye daur ulang, semua kegiatan ini membuka mata saya tentang pentingnya peran kita dalam menjaga bumi. Lebih dari sekadar aktivitas fisik, Compassion Week mengajarkan kami untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan, bahwa setiap tindakan kecil yang kami lakukan dapat membawa perubahan besar. Selain itu, momen ini juga menjadi pengingat bahwa kepedulian terhadap alam bukanlah sesuatu yang bisa ditunda, melainkan menjadi tanggung jawab yang harus kita emban setiap hari.

Pada awal tahun 2020, pandemi COVID19 melanda seluruh dunia. Seluruh institusi pendidikan diminta untuk tidak melakukan pembelajaran di sekolah seperti biasa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk saya. Awalnya saya berpikir bahwa keadaan ini tidak akan berlangsung lama dan menganggap pembelajaran jarak jauh sebagai sebuah liburan, dimana saya tidak harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke sekolah dan belajar dari rumah. Ternyata, hal ini berlangsung lebih dari dua tahun sehingga membuat saya harus dapat beradaptasi dengan teknologi dan ritme pembelajaran yang lebih sulit. Sebagai anak tunggal, saya merasa kehilangan teman-teman yang biasa saya temui di sekolah. Namun, melalui pengalaman ini, saya sadar bahwa periode pandemi ini juga ikut berperan penting dalam pembentukan kepribadian saya. Melalui pertemanan yang positif, bersama-sama kami dapat melalui pandemi ini dan kembali ke sekolah pada akhir kelas 9 di Kolese Kanisius.   

Dinamika di Kolese Kanisius tidak pernah usai. Masuk sebagai siswa SMA, tekanan akademik dan kegiatan yang luar biasa terus berlangsung sampai dengan hari ini. Ulangan harian, susulan, tugas yang menumpuk, ulangan perbaikan, hanyalah sebagian kecil tantangan yang saya hadapi setiap hari. Kegiatan-kegiatan luar biasa seperti CC Cup, Edufair, retret, jambore, live in, membuat saya merasa lebih kompak dengan teman-teman lain. Jika sebelumnya saya memiliki kekhawatiran, gelisah dan mengeluh, sekarang saya merasa lebih santai dan siap menghadapi semua tantangan yang harus saya jalani di Kolese Kanisius. Saat ini saya merasa lebih mandiri, bertanggung jawab dan dapat mengatur waktu dengan lebih baik

Setelah hampir enam tahun di Kolese Kanisius, saya tidak hanya membawa bekal pengetahuan yang lebih luas dari sebelumnya, tetapi juga nilai-nilai hidup yang akan terus saya pegang. Pendidikan yang diberikan tidak hanya menyiapkan saya untuk menghadapi tantangan akademik, tetapi juga untuk menjadi pribadi yang berintegritas, berempati, dan siap melayani masyarakat di masa depan. Inilah yang menurut saya menjadi salah satu keistimewaan terbesar dari perjalanan panjang saya di Kolese Kanisius. Akhir kata, setiap Kanisian memiliki keunikan dan karakter masing-masing. Biarkan kami menjadi versi terbaik dari diri kami untuk menghadapi kehidupan kami di masa depan dengan tetap memegang teguh nilai-nilai Ignatian. 

AMDG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun