Psikolovea ‘Time to Let Go’
Special Invitation
Seminggu sudah berlalu dari tanggal resepsi pernikahan Putri. Dari suasana pestanya, dan tentu raut wajahnya, Putri nampak bahagia dengan pilihan hatinya, Fajar. Berbagai hidangan lezat disajikan. Â Termasuk makanan ringan, dari mulai salad, ice cream sampai kebab. Dilengkapi dengan suguhan alunan musik Jazz kesukaan Putri.
Undangan yang kuterima bukanlah dari Putri. Fajar sengaja datang ke tempat kerjaku untuk memberi langsung undangan pernikahannya dengan Putri. Padahal, aku belum pernah sekalipun bertemu dengan Fajar. Hanya tahu saja, namanya Fajar. Tapi bertemu? Sebelumnya sekalipun, tidak pernah.
***
Siang itu aku janjian dengan Shinta, tunanganku, untuk makan siang bersama di sebuah restoran sunda. Aku menjemput Shinta menggunakan mobilku ke tempa kerjanya.
‘Eh ngomong-ngomong, Kita pakai batik biru ya di pesta pernikahannya Putri nanti, dresscode pesta pernikahannya katanya biru’ ucap Shinta membuyarkan lamunanku di tengah perjalanan.
‘Oh iya, batiknya kita beli jadi aja ya? Soalnya aku sibuk banget minggu ini’
‘Iya, aku udah pesenin yang modelnya couple-an kok’
Aku memang jarang begitu detail membahas pakaian untuk ke undangan atau pesta. Biar Shinta yang urus semua hal tentang dresscode.
‘Undangan nya Putri unik ya, isinya foto mereka semua, udah kayak album foto’ ucap Shinta sambil memperlihatkan undangan putri