sumber gambar : foxsports.com
Gelar di Depan Mata
Media olahraga seluruh dunia telah membuat ulasan 'how if' atau bagaimana skenario yang harus terjadi agar Valentino Rossi memenangi MotoGP, di Sepang. Tentunya Rossi harus mencuri poin di Queensland dan Sepang sehingga tak mampu lagi terkejar oleh saingan terdekat sekaligus rekan satu tim, Lorenzo.
Namum seperti yang kita tahu, Rossi tidak memetik poin penuh saat di Queensland dan puncaknya, hukuman pengurangan total 4 poin bagi Rossi.
Pro kontra terjadi. Karena Rossi dituding melakukan tindakan ilegal, menendang Marquez saat Marquez bermanuver memperebutkan posisi ketiga. Dari pantauan beberapa kamera, terlihat Rossi menggerakkan kaki kirinya dan Marquez terjatuh. Setelah insiden tersebut, Rossi melanjutkan race dan Marquez memilih menyudahi race lebih awal.
Meski Rossi finish posisi ke tiga, tidak terlihat selebrasi di ruang tim Yamaha. Semua termenung harap-harap cemas dengan kejadian 'tendangan' yang menyebabkan Marquez tidak dapat melanjutkan race.
Euforia Pedrosa yang memenangi GP Sepang seakan tenggelam dengan insiden Idola vs Fans-nya.
Proven Assumption
Kejadian tersebut seakan mengukuhkan dugaan yang Rossi lontarkan saat konferensi pers sebelum balapan dimulai. Rossi dengan terbuka mengatakan, Jorge Lorenzo kini punya pendukung baru, yaitu Marc Marquez. Asumsi tersebut diperkuat oleh rider senegara Rossi, Andrea Iannone. Ia mengatakan momen melampaui Marquez di GP Queensland sangat mudah. Pernyataan tersebut jelas dibantah Marquez. Ia mengatakan kalau menolong rekan satu tim masih mungkin. Dan Lorenzo pun menyindir, ia merasa sangat ditolong Marquez saat lap terakhir. Saat ia disalip oleh Marquez.
Kalau sedikit flashback, sebenarnya hubungan Rossi dan Marquez pada awalnya cukup hangat. Gaya balap Marquez sangat mirip Rossi. Saking merasa mirip, Rossi mengatakan melihat Marquez seakan melihat ia saat masih muda. Saat Marquez memengangi race, Rossi dengan tanpa ragu menghampiri dan memberi selamat sambil tertawa terbahak-bahak. Tidak terlihat gesekan atau sedikitpun kebencian. Ditambah dengan sifat Rossi yang easy going dan ramah.
Yang Sebenarnya Terjadi?