Sektor pertanian adalah sebuah komponen ekonomi nasional yang sangat strategis karena menghasilkan sebagian besar dari produk domestik bruto (PDB) negara dan sebagai sumber pendapatan ekspor. Sektor pertanian disebut juga sebagai tulang punggung perekonomian, oleh sebab itu negara mengutamakan pertanian dan ketahanan pangan penduduk dalam situasi sosial sebagai suatu hal yang penting bagi pembangunan manusia. Sektor pertanian menyediakan berbagai kebutuhan bahan mentah untuk sektor ekonomi lainnya sehingga dapat saling mendorong industrialisasi.
Pertanian merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi sebagian orang di negara berkembang termasuk Indonesia. Selain itu penduduk miskin yang terletak pada daerah pedesaan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, secara langsung maupun tidak langsung bergantung pada pertanian. Fungsi kegiatan pertanian juga untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar. Maka dari itu semua perlu mempertahankan regenerasi petani yang memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia.
Regenerasi petani harus menjadi permasalahan yang perlu dipertimbangkan bagi masyarakat maupun pemerintah. Dengan memahami seberapa pentingnya regenerasi petani dan berbagai strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan regenerasi petani muda. Tanpa adanya regenerasi petani, sektor pertanian bahkan perekonomian suatu negara tidak akan dapat berkembang dengan baik.
Pentingnya Regenerasi Petani
Di era modern ini, sektor pertanian dihadapkan pada berbagai tantangan, salah satunya adalah krisis regenerasi petani. Regenerasi petani merupakan upaya menjaga dan meningkatkan jumlah petani yang semakin berkurang. Regenerasi petani menjadi kunci ketahanan pangan dan masa depan pertanian.
Usia rata - rata petani di Indonesia semakin tua, dan banyak generasi muda yang enggan terjun ke dunia pertanian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa jumlah petani pada tahun 2019 mencapai 33,4 juta orang. Dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang, dan sekitar 30,4 juta orang atau 91 persen berusia di atas 40 tahun dengan mayoritas usia mendekati 50-60 tahun. Penurunan jumlah regenerasi petani muda juga memprihatinkan. Dalam data yang sama periode 2017 ke 2018, penurunan jumlah petani muda mencapai 415.789 orang.
Pentingnya regenerasi petani terbagi menjadi beberapa hal. Pertama, kelangsungan produksi pangan dan ketahanan pangan nasional. Tanpa regenerasi petani, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan pangan di masa depan. Kedua, Generasi muda yang melek teknologi dapat membawa inovasi dan teknologi baru ke dalam sektor pertanian, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Ketiga, Belajar dari pengalaman dan pengetahuan lokal petani senior dalam menjaga tradisi dan kearifan lokal dalam bertani. Keempat, meningkatkan penghidupan dan ekonomi pedesaan yang mampu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan lingkungan masyarakat.
Strategi Meningkatkan Regenerasi Petani Muda
Salah satu langkah utama yang dapat dilakukan untuk menarik minat anak - anak muda ke dunia pertanian adalah transformasi program pendidikan vokasi dan pelatihan khusus bagi generasi muda di bidang pertanian, baik formal maupun non-formal. Pendidikan dan pelatihan ini harus fokus pada praktik pertanian modern, teknologi terkini, dan kewirausahaan.
Perkembangan dunia yang semakin dikenal akan teknologinya dapat digunakan sebagai alternatif dengan memanfaatkan teknologi TIK untuk menjangkau generasi muda yang memberikan informasi dan edukasi tentang peluang atau potensi di bidang pertanian. TIK juga dapat digunakan untuk menghubungkan petani muda dengan pasar dan pembeli.
Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam memberikan dukungan yang kuat untuk mengembangkan sektor pertanian di Indonesia melalui regulasi yang pro-petani, penyediaan infrastruktur, dan insentif bagi petani muda. Sehingga sektor pertanian dapat menjadi semakin maju pesat dan mampu bersaing dengan negara internasional.