Mohon tunggu...
Kevin Febrian
Kevin Febrian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca Konten favorit Fantasy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Memahami Stunting dalam Konteks Kesehatan Anak

5 Januari 2024   21:00 Diperbarui: 5 Januari 2024   21:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Penulis: Kevin Febrian 

Dosen Pengampu : Vera Sardila, M.Pd

Abstrak:

Stunting, atau pertumbuhan terhambat pada anak, merupakan permasalahan serius dalam kesehatan anak di negara-negara berkembang. Artikel ini memberikan tinjauan konseptual terhadap stunting dengan fokus pada aspek kesehatan anak. Stunting ditandai oleh tinggi badan anak yang lebih rendah dari rata-rata usianya, dengan penyebab utama melibatkan aspek nutrisi, kesehatan ibu, sanitasi, dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Dampak stunting terhadap kesehatan anak meliputi risiko penyakit infeksi, keterbatasan perkembangan kognitif, dan masalah kesehatan sepanjang hidup. Upaya pencegahan dan penanganan stunting melibatkan pendekatan lintas sektor, termasuk promosi gizi, perbaikan sanitasi, serta program intervensi seperti pemberian nutrisi tambahan. Peran keluarga, masyarakat, dan kebijakan kesehatan menjadi kunci dalam menangani stunting. Dengan pendekatan holistik dan kolaboratif, diharapkan dapat mencapai peningkatan kesehatan anak secara menyeluruh dan mengurangi beban stunting untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat.

Abstracts: 

Stunting, or stunted growth in children, is a serious problem in child health in developing countries. This article provides a conceptual review of stunting with a focus on aspects of child health. Stunting is characterized by a child's height being lower than the average age, with the main causes involving aspects of nutrition, maternal health, sanitation and access to health services. The impact of stunting on children's health includes the risk of infectious diseases, limited cognitive development, and health problems throughout life. Efforts to prevent and handle stunting involve a cross-sector approach, including nutrition promotion, improved sanitation, and intervention programs such as providing additional nutrition. The role of family, community and health policy is key in dealing with stunting. With a holistic and collaborative approach, it is hoped that we can achieve overall improvements in children's health and reduce the burden of stunting to create a healthier future.

Pendahuluan:

Stunting, atau pertumbuhan terhambat pada anak, menjadi isu kesehatan masyarakat yang mendalam, terutama di negara-negara berkembang. Artikel ini bertujuan untuk memberikan tinjauan konseptual tentang stunting dalam konteks kesehatan anak.

Definisi dan Karakteristik Stunting:

Stunting adalah kondisi ketika anak memiliki tinggi badan dibawah rata-rata karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Stunting memiliki dampak berbagai aspek kesehatan, termasuk perkembangan otak, keterbelakangan mental, dan rendahnya kemampuan belajar. 

Faktor penyebab Stunting:

  • 1. Kondisi sosial ekonomi: Ketidakpastian akses ke asupan gizi, dan kemampuan membayar akan mempengaruhi pertumbuhan anak.
  • 2. Gizi ibu saat hamil: Kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kehamilan serta setelah persalinan mempengaruhi pertumbuhan janin dan risiko terjadinya stunting.
  • 3. Kesakitan pada bayi: Keterlambatan dalam berada di dunia, kekurangan asupan gizi, dan penyakit infeksi pada bayi dapat menyebabkan stunting.
  • 4. Kurangnya asupan gizi pada bayi: Waktu yang cukup lama dalam memenuhi kebutuhan gizi anak dapat menyebabkan stunting.
  • 5. Faktor genetik dan lingkungan: Kelebihan genetik dan lingkungan yang tidak baik, seperti sanitasi yang buruk dan kekurangan pelayanan kesehatan, dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting.
  • 6. Kondisi sosial ekonomi dan sanitasi tempat tinggal: Kondisi ekonomi yang buruk dan sanitasi yang tidak baik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi, yang pada gilir dapat menyebabkan stunting
  • 7. Minimnya pengetahuan keluarga: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya gizi dan kesehatan anak dapat menyebabkan stunting.
  • 8. Kondisi ibu dan calon ibu: Kondisi kesehatan dan gizi ibu serta kematian ibu dapat mempengaruhi pertumbuhan anak dan risiko terjadinya stunting.

Dampak Stunting pada Kesehatan Anak:

  • 1. Gangguan kognitif: Anak dengan stunting memiliki kemampuan kognitif yang lebih buruk dan sering dikaitkan dengan penurunan IQ pada usia sekolah.
  • 2. Kesulitan belajar: Stunting juga menyebabkan anak tidak mengembangkan kemampuan intelektual mereka secara maksimal, sehingga anak stunting tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik selama usia sekolah.
  • 3. Rentan terhadap penyakit tidak menular: Anak-anak stunting berisiko lebih tinggi mengidap penyakit degeneratif, seperti kanker, diabetes, dan obesitas. 
  • 4. Imunitas lebih rendah: Anak stunting memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rentan, sehingga mudah terserang penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. 
  • 5. Hilangnya produktivitas: Orang yang mengalami stunting pada masa kanak-kanak berpenghasilan 20 persen lebih rendah. 

Upaya Pencegahan: 

  • 1. Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, seperti WASH (Water, Sanitation, and Hygiene).
  • 2. Meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap stunting melalui intervensi komunikasi.
  • 3. Mendorong pemberian asupan gizi yang sesuai untuk anak-anak, terutama bagi ibu hamil dan anak muda.
  • 4. Melakukan monitoring dan evaluasi program pencegahan stunting secara berkelanjutan.

Kesimpulan:

Memahami stunting dalam konteks kesehatan anak memerlukan penelitian dan intervensi yang komprehensif. Dengan fokus pada pencegahan, pengenalan dini, dan perbaikan faktor risiko, masyarakat dapat bergerak menuju peningkatan kesehatan anak secara menyeluruh, mengurangi beban stunting, dan menciptakan masa depan yang lebih sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun