Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mau Bersaing dengan Siapa Kamu, Nettter?

2 Mei 2017   15:18 Diperbarui: 2 Mei 2017   16:10 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kumparan menjadi salah satu penantang paling memiliki "bunyi" di dunia platform menulis. Disokong oleh para pakar di dunia digital, diisi oleh editor yang juga sudah punya cukup nama. Deretan line-up dari kehadiran Kumparan ini cukup menarik atensi lebih untuk memperdalaminya secara khusus, tak luput pula bagi saya sebagai salah satu pengelola Kompasiana yang bisa dibilang secara tidak langsung akan head to head dengan penantang terbaru ini.

Mempelajari diferensiasi yang dihadirkan cukup menarik, Budiono Darsono selaku Presiden Komisaris mengklaim Kumparan adalah kombinasi dari situs berita digital dan juga beberapa fitur media sosial. Setelah mencoba telusuri secara singkat, diferensiasinya yang cukup menarik adalah tersedianya timeline layaknya media sosial, dan konten yang bersatu padu antara produksi dari tim redaksi Kumparan langsung, dan juga konten yang di-published oleh pengguna itu sendiri. Mmmmhhh, menarik. Apalagi deretan nama-nama terkenal yang tersaji di sisi kanan, turut menggoda siapapun untuk ikutan nimbrung. Ibaratnya "gw nulis bareng sejajar dengan penulis ini loh".

Tapi, apakah hal itu mampu menarik loyalitas dari pengguna yang telah lebih dahulu menggunakan produk-produk pendahulunya? Saya belum tahu, karena perlu data dan riset untuk membuktikannya. Yang pasti, secara kasat mata timeline Kumparan saat ini justru malah didominasi dari artikel-artikel yang diproduksi oleh tim redaksinya, bukan dari pengguna.

Saya tahu bagaimana sulitnya menarik loyalitas pengguna, selain dunia digital yang sekarang semakin membosankan. Karena dahulu, Internet dianggap sebagai pelepas dahaga akan wawasan dan informasi yang sulit diketahui karena terpisah jarak. Setelah wawasan dan informasi telah penuh, siapapun pasti akan merasa bosan, karena sulit lagi menemukan hal baru yang disajikan oleh Internet. Apalagi ditambah dengan keriuhan digital yang semakin semerawut dengan ocehan negatif, karena tak semua orang mampu menyaring informasi yang benar di dunia digital. Anda mungkin salah satu orang yang sudah bosan dengan Internet? Bisa jadi.

Satu hal yang paling signifikan menarik loyalitas penulis adalah adanya keuntungan soal "materi", buktinya adalah kesuksesan WeMedia yang datang jauh dari Tiongkok beserta brankas Paman Gobernya. Ratusan penulis mendadak berlomba-lomba mengeruk brankas dengan cara apapun, mau cara positif atau mendulang dengan cara kontroversial, semua cara sah-sah saja. Tapi apakah cara itu baik?

Saya pun turut setuju dengan ucapan dari Budiono Darsono saat meluncurkan Kumparan. "yang memenangkan media adalah konten yang bagus dan akurat serta revenue yang berjalan seiring".

Cara undangan dengan artikel-artikel belum jelas kualitas serta keakuratannya adalah cara yang turut ikut membodohi pembaca Indonesia itu sendiri. Proses filtrasi adalah langkah yang paling bijak daripada membiarkan artikel kontroversial hadir memenuhi riuhnya digital. Di era saat ini sudah zamannya kualitas adalah prioritas utama dibandingkan harus mengejar kuantitas.

Nah, Nettter mau berada di posisi mana?

Apakah mau tetap membuka jalan siapapun orang untuk mengisi platform ini atau memilih untuk fokus untuk melakukan filtrasi demi kualitas walaupun pasti jalannya seperti mobil city car yang dipaksa untuk menanjak di arena terjal digital.

Atau, saya punya pemikiran lain. Nettter harus bisa sedikit sombong, sekaligus harus bisa menghadirkan "keuntungan" bagi kontributornya. Selektif memilih kontributor yang sudah terjamin kualitas dan kredibilitasnya, yang boleh mempublikasikan karyanya di Nettter. Sekaligus tawarkan sharing revenue dari iklan yang masuk seperti halnya yang dilakukan Youtube saat ini. Kualitas terjaga, pesan tersampaikan, kontributor juga happy, secara bisnis juga akan sustainable karena konten dan bisnis akan berjalan secara beriringan. Walaupun bukan ide baru, tapi minimal ada diferensiasi yang cukup win-win solution bukan?

Rasanya belum ada platform menulis yang menjalankan model seperti itu, mungkin Nettter yang tergoda untuk menerapkan. Atau malah keduluan sama Kompasiana nanti yang akan terinspirasi melakukan hal ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun