Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kecupan Hangat dari Sisi Jalan Benhil

25 Desember 2016   18:22 Diperbarui: 25 Desember 2016   20:17 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kecupan Hangat dari Sisi Jalan Benhil

Menu yang disajikan memang standar, lebih lengkap sedikit karena ada Gurame, Sate-satean dan udang, selebihnya standar lele dan ayam. Tapi menu favorit pilihan kita berdua adalah lele dan dada ayam, tahu, tempe dipadukan dengan pete yang digoreng kering. Pilihan paling juara yang ada di sini. Beberapa pengunjung juga memiliki kebiasaan yang cukup unik, kembang kol yang biasanya jadi lalapan, juga ikut digoreng kering. Saya pernah coba, tapi kita kurang suka. Tapi juga tidak sedikit orang yang ikut-ikutan untuk menggoreng kembang kolnya, bagi mereka mungkin enak dan unik juga.

Menu favorit.
Menu favorit.
Hingga sampai saat ini kita benar-benar seperti kecanduan terlalu akut, karena di setiap bulannya kita tidak akan pernah melewatkan untuk makan di sini. Si mami bahkan rela-rela dari Alam Sutera untuk menjemput saya setelah pulang kerja, hanya untuk makan di tempat ini. Harga yang paling masuk akal, nambah satu porsi sekali lagi pun, totalnya tidak akan melebihi dari lima puluh ribu rupiah saja, kita menyebutnya harga untuk karyawan gaji UMR, takdungces. 

Saya tidak akan bercerita soal rasa, karena setiap orang punya taste yang berbeda-beda. Tapi, kuliner jalanan ini adalah rekomendasi terbaik kita jika Anda sedang mampir di area Jakarta Pusat, dengan harga paling masuk akal. Abaikan soal tempat yang kurang nyaman, kurang enak dilihat, apalagi sampe mau tidur-tiduran di depan toko. Enggak cocok buat kamu yang jijik-jijikan ketika kulineran.

Musisi jalan menemani gurihnya rasa pecel.
Musisi jalan menemani gurihnya rasa pecel.
Oh ya, satu lagi yang harus disiapkan ketika nangkring di kedai ini. Siapkan recehan dengan jumlah yang agak banyak, karena tempat ini selain menjadi bengkel, merangkap juga sebagai tempat makan, pada malam hari juga menjadi tempat ajang audisi kontes olah suara, Anda akan berasa menjadi Ahmad Dhani, Anggun dan mas Anang dalam satu malam. Setiap menitnya akan ada lantunan lagu a la anak jalanan yang akan menemani. Ritual wajib kami, suara jelek dikasih 500 perak, sedang-sedang saja seribu, dalam taraf bagus banget dan seharusnya itu pengamen enggak layak lagi untuk nyanyi di pinggir jalan, kita kasih lima ribu. Makanya kemana-mana saya suka gembol-gembol recehan di dalam tas, hehe.

Terakhir, ketika kamu ke Jakarta. Jangan lupa untuk merasa bahagia. Itu penting. Selamat liburan, brok!

Serius amat neng, ngunyahnya...
Serius amat neng, ngunyahnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun