Dulu mah pak... Disini jauh lebih parah pak, tukang bom ikan dimana-mana, karang semua hancur, ikan-ikan berkurang dengan drastis, bahkan waktu itu sempat ada bule yang mati pak karena tiba-tiba ada nelayan yang ngebom. Tapi alhamdulillah pak, pulau kita ini sekarang sudah jadi lebih bagus. Semua warga akhirnya sadar jika perusakan laut ini juga yang bakal rugi kita, nanti anak-anak kita mau kebagian apa jika semuanya dirusak.
Kalo sekarang ya pak, warga yang buang sampah sembarangan di dermaga bakalan disuruh ambil lagi semua sampahnya ke darat. Cuma sayangnya, Bom ikan bisa kita cegah, buang sampah sembarangan bisa kita cegah, cuma satu pak yang enggak bisa kita cegah, orang berduit pak yang ngambilin pasir-pasir di Pulau dengan cara menyogok petugas setempat.
Yap, inilah potret kehidupan masyarakat atas yang masih marak pada saat ini, ketika ada larangan, "uang" masih mampu berbicara banyak diatas aturan yang sudah ditegakan. Menurut cerita pak Bolong, Pulau Gosong yang menjadi favorit wisatawan untuk berfoto-foto itu luasnya jauh lebih besar daripada luasnya pada saat ini. Aksi penambangan pasir liar inilah yang membuat pulau Gosong ukurannya semakin kecil, bahkan bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan pulau Gosong ini akan tenggelam.
[caption id="attachment_357256" align="aligncenter" width="560" caption="Papan yang menandai jika pulau ini milik negara | Foto: Rahab Ganendra"]
Bahkan saya sempat terheran-heran mengapa pulau kecil yang sangat tidak mungkin dihuni, karena hanya ada pasir di sepanjang pulau ini harus ditandai dengan papan yang bertuliskan "gosong ini milik negara". Dari penjelasan pak Bolong tersebut lah yang ternyata menjadi jawabannya, petugas setempat pun harus bersusah payah menjaga area ini agar tidak terjadi pencurian pasir liar selanjutnya.
Yang menjadi kekhawatiran penduduk sekitar adalah ketika laut wilayah utara ini semakin dirusak dan keindahan laut semakin terkikis, para wisatawan lokal maupun mancanegara pun akan enggan berkunjung ke Kepulauan Seribu. Jika pengunjung sudah tidak mau lagi berkunjung lagi ke lokasi ini secara otomatis juga pendapatan warga yang tiap minggu nya berasal dari para wisatawan juga akan menipis. Apalagi dengan ditambahnya "kurang peduli" nya pemerintah dengan potensi yang besar ini, akhirnya berbekal kesadaran warga lah yang mampu  menghidupkan pulau-pulau eksotis ini tetap bertahan.
"Jadi, kalau bukan kita siapa lagi pak yang harus jaga?" ujar pak Bolong di sela-sela waktu Snorkeling kami di pulau putri.