Mohon tunggu...
Kevinalegion
Kevinalegion Mohon Tunggu... Wiraswasta - Full Time Family Man

Get along between Family and Food!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Flyover Cipulir? Ini Menurut Saya yang Lebih Efektif

9 Agustus 2014   02:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:01 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi solusi pertigaan ulujami

Membaca headline kompasiana kemarin yang membahas titik puncak kemacetan di jalan Ciledug Raya, membuat saya mengingat kembali seberapa semerawut nya jalan yang menjadi penghubung utama transporter tangerang menuju jakarta. Jalanan ini memang sudah menjadi jalur pilihan terakhir bagi pencari receh asal tangerang yang mengadu nasib di Ibukota. Di artikel yang dibahas mas Rudy Rdian sebenarnya juga sudah cukup baik untuk mengatasi kemacetan di jalur ini, beliau membahas tentang perlunya pembangunan flyover di tengah-tengah pasar dan ITC Cipulir. Flyover memang pasti akan mengatasi kemacetan, tetapi menurut saya akan sia-sia biaya pembangungan flyover yang tidak sedikit hanya untuk mengatasi kemacetan tanpa terlebih dahulu mengatasi yang satu ini.

Titik Kemacetan Pertama : Pertigaan Ulujami

[caption id="attachment_318394" align="aligncenter" width="480" caption="Titik pertama sebab kemacetan di Cipulir / Dok. kevinalegion"][/caption]

Pertigaan ini menurut saya yang paling pertama harus dibenahi, mengapa? karena di pertigaan ini adalah tempat dimana 3 titik akan saling antri bergantian di lampu merah, jalur yang sering mengalami kemacetan adalah jalur yang menuju arah ciledug, alasannya simpel hanya karena menunggu antrian lampu merah dan kontur jalan yang menanjak akan menghambat mobil satu persatu walaupun hanya delay sekian detik dari mobil yang akan mau jalan, akan sangat berpengaruh buat antrian mobil yang berikutnya.

Solusi :

Menutup pertigaan ulujami, secara otomatis juga akan menutup aliran dari ulujami menuju seskoal yang menjadi hambatan utama. jadi para pengendara dari arah seskoal maupun dari arah ciledug akan terus jalan tanpa ada lampu merah yang menjadi biang kemacetan. Tetapi dengan cara ini tidak semata-mata kemacetan di titik ini langsung teratasi, harus ada jalur pemisah pengendara yang berada dari arah seskoal menuju ulujami maupun pengendara yang berada dari arah ulujami menuju arah ciledug yang saya gambarkan dengan simbol warna biru di ilustrasi di bawah ini.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Ilustrasi solusi pertigaan ulujami"]

Ilustrasi solusi pertigaan ulujami
Ilustrasi solusi pertigaan ulujami
[/caption]

Titik Kemacetan Kedua : Jalur Pemisah dengan Bentuk 2 leher botol

Entah karena desain awal yang salah atau akibat dari perbaikan tinggi jembatan untuk menghindari banjir tahunan ini sukses menanggulangi banjir namun malah menjadi biang kemacetan utama di titik ini, bagaimana tidak jalur utama Ciledug raya yang hanya menyediakan 2 ruas yang hanya pas untuk 2 mobil, ketika memasuki lokasi ITC Cipulir ini berubah menjadi 4 jalur dan kembali menjadi 2 jalur setelah melewati pasar ini. Tujuan untuk memisahkan antara angkutan umum dan kendaraan pribadi jelas sangat tepat, namun tidak diimbangi dengan fasilitas penghubung jalan bagi angkutan umum yang akan masuk ke 2 jalur utama ditambah dengan kebiasaan para supir angkutan umum dan metro mini yang gemar 'ngetem' jika tidak ada polisi yang bertugas jelas menambah kesemerawutan jalan ini dengan kontur menanjak dan antrian karena jalur pribadi dan angkutan umum yang saling bergantian untuk masuk jalur utama seperti kasus pertama akan ada delat beberapa detik bagi para pengendara yang bergantian untuk masuk jalur utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun