Mohon tunggu...
Kevin Agusto
Kevin Agusto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Live Sound Engineer | Chorister | Indonesian Football Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menpora Imam Terkena "Reshuffle"? Inilah Calon Pengganti yang Pas

15 Juli 2015   22:40 Diperbarui: 11 Agustus 2015   18:12 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SURAT TERBUKA UNTUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA IR. JOKO WIDODO

Selamat malam, Bapak Presiden

Bapak memang tidak mengenal saya, tetapi saya mengenal Bapak karena hampir setiap hari menatap wajah Bapak di media massa. Tidak dari media massa pun saya sering memandang wajah Bapak melalui pigura yang tergantung di ruang kelas saya, berdampingan dengan Garuda Pancasila dan Bapak Jusuf Kalla. Oke, maaf out of topic.

Maksud saya menulis surat terbuka ini sederhana, Pak Jokowi. Saya gerah melihat perkembangan dunia olahraga Indonesia yang cenderung stagnan, bahkan mengalami kemunduran. Ya, hal ini sama dengan apa yang disuarakan oleh jutaan penggemar olahraga di seluruh penjuru negeri ini. Saya memang bukan analis olahraga kelas wahid yang jago menulis analisa secara rinci dan membuat laporan setebal kamus bahasa Inggris-Indonesia yang ada di perpustakaan sekolah saya. Saya juga bukan mahasiswa jurusan ilmu keolahragaan yang setiap hari dijejali dengan kuliah-kuliah seputar olahraga. Saya hanyalah siswa kelas 12 SMA yang rindu akan kejayaan bangsa kita di bidang olahraga. Akan tetapi, tulisan ini berasal dari hati saya. Bukan dari dengkul (maaf) seperti yang sering digadang-gadang oleh para bapak yang sedang sibuk berseteru di sana. Saya yakin Bapak Presiden tahu maksud saya. Kalau kata anak sekarang, IYKWIM (if you know what I mean).

Beberapa minggu yang lalu, saya terkejut bercampur bahagia ketika menonton berita tentang isu reshuffle Kabinet Kerja di salah satu televisi swasta nasional. Saya pikir, sudah waktunya Bapak mengganti segelintir orang kepercayaan yang kinerjanya tidak sinkron dengan cita-cita bangsa. Pikiran saya langsung mengarah ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) kita, Bapak Imam Nahrawi. Bukan bermaksud memojokkan Pak Imam, namun saya yakin, kinerja Pak Imam akan lebih baik jika kembali mengurus Fraksi PKB di Parlemen dan menjadi politisi yang baik.

Rekam Jejak              

Bapak Presiden Jokowi yang saya hormati, saya tahu betul, Bapak sangat menjunjung tinggi rekam jejak (track record) seseorang, terutama dalam melakukan rekrutmen. Tatkala Bapak berkampanye untuk menjadiPresiden dulu, saya bersukacita karena melihat masih ada capres yang “waras”. Waras dalam artian amat mempertimbangkan rekam jejak, tidak asal melakukan politik transaksional atau politik dagang sapi yang membuat banyak rakyat jijik. Saya ingat ketika proses rekrutmen menteri Kabinet Kerja berlangsung, Bapak sampai melibatkan KPK dan PPATK agar tidak salah pilih menteri. Namun menurut hemat saya, dengan segala hormat, “ujian saringan” melalui kedua lembaga tersebut saja tidak cukup, Pak. Penelusuran karier dan pengalaman dari calon menteri yang bersangkutan juga diperlukan agar tidak ada menteri yang bekerja di luar bidangnya, dan tentu saja, demi terwujudnya zakenkabinet.

Kembali ke konteks awal, saya pun menelusuri rekam jejak Pak Imam dari berbagai literatur. Hasil penelusuran saya menunjukkan, beliau memiliki cukup banyak pengalaman dalam berorganisasi. Mulai dari menjadi Direktur Intervisi Surabaya, kemudian menjabat Direktur CV Hidayah di Sidoarjo, hingga karier politik di Senayan. Pak Imam tercatat berkarier sebagai anggota legislatif sejak tahun 2004 dengan partai pengusung PKB. Di samping itu, beliau juga pernah menjabat Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur dan beberapa organisasi lainnya. Sayang, tak satu pun pengalaman organisasi Pak Imam yang bersentuhan dengan dunia olahraga. Jika ditelusuri lebih jauh lagi, Pak Imam pun sama sekali tidak mengenyam pendidikan berbasis keolahragaan, tetapi merupakan lulusan Jurusan Bahasa Arab di IAIN Sunan Ampel, Surabaya tahun 1998. Bahkan, seperti dilansir Okezone pada 29 Oktober 2014, Pak Imam pernah menyatakan bahwa ia belum tahu banyak mengenai tugasnya di Kemenpora.

Saya yakin, Bapak Presiden sudah mengetahui hal itu sebelumnya. Saya juga yakin, Bapak memiliki pertimbangan yang matang sebelum memilih Pak Imam sebagai Menpora di Kabinet Kerja. Namun, alangkah baiknya jika Bapak memiliki Menpora yang sesuai dengan background-nya. Saya sudah punya nama yang dapat Bapak pertimbangkan di kemudian hari apabila reshuffle jadi dilaksanakan.

Suksesor

Lantas, siapakah Menpora pilihan saya tersebut? Saya berani mengajukan nama Erick Thohir. Ya, Erick Thohir. Sekedar gambaran, Pak Erick adalah pengusaha Indonesia yang namanya dikenal di dunia internasional lewat sumbangsihnya di bidang olahraga. Pengalaman di bidang olahraga? Jelas tidak diragukan. Pak Erick yang diketahui menggandrungi bola basket pernah menjabat sebagai Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) selama dua periode, yakni 2006-2010 dan 2010-2014. Bahkan, beliau merupakan salah satu orang yang mencetuskan Liga Bola Basket Asia Tenggara yang prestisius, atau dikenal dengan nama ABL. Di dalam negeri, Pak Erick pernah memimpin Perbasi pada tahun 2006 hingga 2010. Tahun 2012, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memercayakan Pak Erick menjadi Chief de Mission Kontingen Indonesia di Olimpiade London. Di tahun yang sama, beliau berhasil mencatat rekor sebagai orang Asia pertama yang mengakuisisi saham klub bola basket NBA. Nama klub itu ialah Philadelphia 76ers. Total 21 juta dolar AS beliau investasikan untuk membeli saham 76ers. Sampai di situ? Tidak! Pada tahun berikutnya, Pak Erick membeli saham mayoritas klub sepak bola papan atas Italia, Inter Milan. Beliau juga menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi presiden klub sepak bola di Eropa. Oh, saya hampir lupa. Selain Inter, Pak Erick turut memiliki saham klub sepak bola Amerika Serikat, DC United serta juara Liga Super Indonesia 2014 Persib Bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun