Mohon tunggu...
Kevin Sairullah
Kevin Sairullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Humanisme

Pecandu Keheningan | Penikmat Kopi | Membaca Dan Menulis |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Patotowa

28 Mei 2024   18:23 Diperbarui: 29 Mei 2024   00:37 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini merupakan adaptasi dari makna patotowa yang akhir-akhir ini tampaknya menjadi kata yang sering dijadikan untuk mencemooh  dan mengkucilkan seseorang. Seiring berekembangya kehidupan sosial dan budaya, makna patotowa telah bergeser dari pemaknaannya. Akan berbahaya jika patotowa digunakan untuk mengolok-olok atau mencemooh tanpa memahami makna yang sebenarnya.  

lantas apa itu patotowa ?

Sesungguhnya  patotowa adalah kata yang sering digunakan "Orang Bajo" dalam menggambarkan perilaku dan sikap kedewasaan seseorang. Kendati hampir memiliki kesamaan patotowa dan patowa dalam artian memiliki perbedaan jika patowa merujuk pada fisik kedewasaan seseorang maka patotowa merujuk pada kedewasaan berfikir  seseorang. Kekeliuran dalam mengartikan patotowa oleh asumsi yang sulit membedakan mana berfikir dewasa dan mana fisik dewasa. Umur bukanlah patokan untuk mengetahui seberapa jauh dewasanya seseorang, kedewasaan dalam pola fikir seseorang tidak datang secara tiba-tiba melainkan melalui proses melatih pola pikir dan sikap dewasa lewat berbagai proses kehidupan. Kuncinya adalah kemampuan dan keinginan untuk terus berproses memperbaiki diri menjadi lebih baik, dan open mindset serta berkeinginan untuk belajar dalam setiap prosesnya dan proses diatas merupakan ciri dari patotowa. sebab patowa adalah takdir dan patotowa adalah pilihan.

Berangkat dari penjelasan di atas maka sangat penting jika kita  melihat kembali beberapa peristiwa yang menghubungkan  "Orang Bajo"dengan kata patotowa. Dalam perkembangan kehidupan "Suku Bajo" ada beberapa kata yang memiliki nilai positif namun selalu di artikan dengan makna negatif salah satunya adalah patotowa tentunya pergeseran makna kata ini tidak terjadi begitu saja. Namun diwarnai dengan pengaruh lingkungan ataupun tradisi sehingga melahirkan makna yang berbeda. Dalam beberapa peristiwa kehidupan "Orang Bajo" Seorang anak yang aktif berkomunikasi dengan orang yang lebih dewasa dari dirinya akan di katakan "ana'patotowa" atau anak patotowa. Maka anak ini akan menjadi bahan cemooh bagi kawan-kawannya tidak sedikit juga ada yang mendapat larangan dari orang tuanya maupun orang dewasa lainyya supaya anak itu tidak lagi berkomunikasi dengan orang yang lebih dewasa darinya. Jika kita mengurainya apa dasar larangan tersebut maka  ada banyak jawaban mulai dari sikap anak tersebut yang tidak sopan,ataupun tidak menghormati orang dewasa darinya tentunya ini adalah sikap yang berkaitan erat dengan adab berperilaku  seseorang yang tidak bisa dibenarkan. Namun makna  patotowa bukan berkaitan dengan adab berperilaku yang tidak baik justru  patotowa tidak menghendaki adab yang tidak baik  patotowa merupakan simbol dari baiknya adab seseorang,  patotowa juga berkaitan dengan,kecerdasan,dan kritisnya seseorang,yang semua itu berasal dari pola fikir dan pola fikir itu didasari oleh ilmu pengetahaun. Sehingganya  patotowa  fondasinya adalah  adab dan ilmu. patotowa bukanlah sesuatu yang bersifat negatif sebab fondasinya adalah  adab dan ilmu yang barnilai positif,patotowa harus diterima keberadanyya dan tidak perlu dihilangkan. Hanya melalui patotowa kita bisa mengukur sejauh mana kekuatan fondasi adab dan ilmu itu sendiri. 

Patotowa Adalah Tentang Adab Dan Ilmu.

Secara singkat bisa dikatakan di dalam makna patotowa akan ditemukan mengenai perpaduan antara adab dan ilmu apabila dinilai lebih jauh bentuk perpaduan ini telah membentuk karakter "Orang Bajo"yang awalnya tertinggal dari pemikiran menjadi lebih maju yang awalnya penakut menjadi berani,yang awalnya tertutup menjadi terbuka. Berangkat dari perpaduan tersebut maka peradaban "suku bajo" merupakan representasi dari beradabnya dan berilmunya "Orang Bajo"semakin baik adab dan ilmu tersebut maka akan baik pula peradaban itu,sebaliknya jika buruknya adab dan ilmu maka akan buruk pula peradaban itu sendiri.

secara umum patotowa menjadi kata kunci dari Adab dan Ilmu. Patotowa ini harus selalu dijaga dalam kehidupan betapa banyak yang terjebak pada makna negatif  sehingga lupa pada  nilai positif yang sebenarnya,betapa banyak yang alergi terhadap patotowa tetapi lupa dengan adab dan ilmunya sendiri. Pada beberapa peristiwa anak yang aktif dan mahir berkomunikasi dari teman sebayanya selalu dianggap tidak baik dan kata patotowa selalu disandingkan kepada anak yang aktif dan mahir dalam berkomunikasi. Disisi lain anak yang pendiam selalu dianggap bukan anak  patotowa  padahal anak yang pendiam maupun yang mahir merupakan bagian dari anak Patotowa  selagi adab dan ilmu mereka baik di peristiwa yang sama anak yang cerdas dan kritis akan dikatakan anak patotowa sedangkan anak yang biasa-biasa dikatakan tidak patotowa tidak sedikit ada anak yang memilih menjadi biasa-biasa dibanding cerdas karena sering diolok-olok sebagai anak patotowa. Oleh karena itu sesungguhnya terletak konsep "Orang Bajo" Tentang gagalnya memaknai patotowa yaitu sebagai akibat tidak mampunya menempatkan patotowa pada tempatnya  yang sebenarnya ialah adab dan ilmu. Perlu dipahami semakin meningkat   patotowa seorang maka meningkat pula adab dan ilmunya namun  yang sering terjadi tidak berdabnya seseorang selalu dikaitkan dengan patotowanya orang tersebut padahal patotowa adalah cermin dari adab yang baik bukan adab yang tidak baik. disisi lain kritisnya seseorang,cerdasnya seseorang selalu dibenturkan dengan pemaknaan patotowa. Yang sebenarnya Ini tidak perlu dilakukan mengingat  patotowa  memang kerap melahirkan orang yang cerdas dan kritis.

Patotowa Adalah Ruang Kritis

Ungkapan "Suku Bajo" sebagai petarung lautan sudah banyak terdengar tidak sedikit Yang mengatakan "Orang Bajo" itu adalah Orang yang berani dengan segala ancaman maupun lawan. Namun sangat jarang dan sulit ditemukan "Orang Bajo" yang kritis,sangat sulit pula menemukan "Orang Bajo"  Berada Pada forum-forum diskusi bakik itu forum formal maupun nonformal  yang harusnya forum itulah yang  menjadi wadah kritikan dan pertukaran fikiran justru kerap dihindari dan tidak membuat mereka tertarik untuk terlibat pada forum tersebut. Perang akal bukanlah sesuatu yang menarik dibanding Perang otot. Mereka yang sering melakukan kritikan selalu dikaitkan dengan pemaknaan patotowa yang selalu berdampak negatif kepada yang melakukan kritikan tersebut.  Generasi muda akan dilarang berbicara kebenaran  karena khawatir disebut patotowa sebaliknya orang tua akan melarang anaknya bersikap kritis karena takut disebut telah mengajarkan patotowa kepada anaknyya. Hubungan-hubungan inilah yang terus menerus terjadi sehingga menyebabkan pergeseran makna kata patotowa kepada "Orang Bajo".  Dengan adanya masalah tersebut tentunya mengembalikan patotowa sebagai ruang kritis "Orang Bajo"adalah tugas bersama,hanya dengan berfikir Dewasalah orang tersebut bisa berfikir kritis,dengan berfikir dewasa pula orang bisa mencerna,mengolah,mengdentifikasi,serta mampu menyimpulkan suatu keadaan maupun masalah yang akan dihadapi. pada era modern saat ini "Suku Bajo"  merupakan suku yang menjadi bagian dari peradaban dengan segala persoalannya sehingga sangat diperlukan orang-orang kritis untuk bisa menjawab persoalan-persoalan tersebut. "Suku Bajo" harus mampu menerima orang yang kritis tanpa melihat latar belakang ataupun umur. Jika Patotowa adalah perpaduan dari adab dan ilmu maka kritikan juga harus merupakan perpaduan  pegetahuan antara tua dan  muda yang saling melengkapi demi kepentingan dan kebaikan bersama. 

sebagai tulisan penutup tentunya penjelasan diatas masih banyak kekurangan tidak bermaksud menggurui melainkan sekedar berbagi tulisan. sangat diharapkan koreksi dan kritikan balik sebagai bahan berbenah untuk saya pribadi. 

Patotowa adalah tantangan bukan halangan,Patotowa adalah mereka yang dibesarkan bukan yang dikecilkan apalagi dikucilkan, Patotowa adalah pengetahuan bukan tangisan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun