Mohon tunggu...
Kevin
Kevin Mohon Tunggu... Lainnya - tugas sekolah

mantap bro tugas sekolah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isu Garuda Biru dan Peringatan Darurat yang Memicu Demo

21 September 2024   11:42 Diperbarui: 21 September 2024   11:45 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isu peringatan darurat dan postingan garuda biru merupakan isu yang sedang sangat ramai diperbincangkan belakangan ini apalagi dengan ada terjadinya demonstrasi yang dilakukan di gedung D/MPR yang membuat isu ini semakin menjadi panas. Peringatan darurat pada awalnya merupakan sebuah alarm yang digunakan pemerintah untuk memberi tau kepada masyarakat ika ingin terjadi suatu bencana alam. Tetapi berbeda dengan peringatan darurat yang sedang dibahas dan sedang ramai di media sosial sekarang merupakan bentuk reaksi masyarakat kepada keputusan MK (Mahkamah Konstitusi).
           Simbol Garuda berlatar biru menjadi representasi dari gerakan ini, yang disebut sebagai bentuk "peringatan darurat" terhadap ancaman terhadap demokrasi di Indonesia. Netizen menyebarkan simbol ini sebagai tanda protes terhadap apa yang mereka anggap sebagai krisis politik yang mengancam keterbukaan dan keadilan dalam pemilihan umum . Aksi protes besar-besaran pun direncanakan sebagai bentuk nyata dari kekhawatiran publik terhadap arah politik negara .

Unggahan gambar garuda biru yang sekarang sedang ramai merupakan bentuk ketidak setujuan masyarakat, selain unggahan masyarakat juga melakukan demo yang bahhkan didatangi oleh beberapa orang terkenal seperti beberapa orang terkenal di sosial media dan bahkan aktor seperti reza rahadian yang juga ikut menyuarakan pendapatnya, akun akun seperti najwa shihab juga ikut memposting peringatan darurat tersebut itulah salah satu faktor penting yang membuat hal ini menjadi semakin menjadi perbincangan orang orang.Tagar #KawalputusanMK juga terus digunakan dalam setiap postingan tersebut dan menjadi menyebar ke seluruh sosial media seperti instagram,twiiter dan masih banyak lagi.

           
    Melihat dinamika yang terjadi, simbol Garuda Biru dan isu "Peringatan Darurat" mencerminkan keresahan publik terhadap kebijakan dan proses politik yang dinilai tidak transparan dan berpotensi merusak prinsip demokrasi. Keputusan Mahkamah Konstitusi yang memungkinkan partai tanpa kursi DPRD untuk mencalonkan kepala daerah, khususnya dalam konteks pencalonan Kaesang Pangarep, memperkuat pandangan bahwa ada upaya untuk memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu

              Secara keseluruhan, isu ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan yang dianggap merusak integritas demokrasi. Simbol Garuda Biru menjadi representasi visual dari ketidakpuasan tersebut, dengan pesan yang kuat bahwa ada kekhawatiran akan kondisi politik yang semakin jauh dari prinsip keadilan dan keterbukaan. Gerakan ini tidak hanya mencerminkan peringatan tentang situasi politik saat ini, tetapi juga seruan untuk menjaga demokrasi agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak dimanipulasi oleh kepentingan tertentu. dari masalah ini menunjukkan bahwa simbol Garuda Biru dan isu "Peringatan Darurat" bukan hanya soal kontroversi politik, tetapi juga mencerminkan dinamika baru dalam aktivisme digital. Dengan berkembangnya media sosial sebagai platform utama bagi warga negara untuk menyuarakan kritik mereka, simbol-simbol seperti ini menjadi alat yang efektif untuk menarik perhatian publik dan menciptakan kesadaran akan isu-isu penting. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana rakyat bisa berperan dalam mengawal kebijakan melalui penyebaran informasi secara cepat dan luas.

Di sisi lain, pemerintah dan pihak-pihak yang berwenang harus peka terhadap reaksi publik ini. Transparansi, keterbukaan, dan komunikasi yang baik menjadi kunci untuk meredam ketidakpuasan. Isu Garuda Biru ini bisa menjadi momen refleksi penting bagi pengambil kebijakan untuk lebih memperhatikan aspirasi masyarakat dan menjaga agar demokrasi tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun