sumber foto : detik.com
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta segera memanggil Aburizal Bakrie, selaku pemilik Bakrie Grup, terkait belum tuntasnya pelunasan ganti rugi korban lumpur." "Sekadar diketahui, Lapindo Brantas merupakan anak perusahaan grup Bakrie. Padahal sebelumnya, Aburizal Bakrie berkomitmen pelunasan ganti rugi korban lumpur pada akhir 2012." "Lapindo Brantas Inc melalui PT Minarak Lapindo Jaya (Minarak) awalnya berkomitmen melunasi ganti rugi lumpur warga Desa Renokenongo, Kedungbendo, Siring dan Jatirejo akhir tahun 2012. Namun, karena tidak ada dana Minarak minta waktu lagi." (Â http://surabaya.okezone.com/read/2013/01/03/521/740736/ganti-rugi-lumpur-belum-tuntas-sby-diminta-panggil-ical )
Demikianlah sebagian isi berita yang saya kutip dari okezone.com. Sampai saat ini persoalan ganti rugi korban lumpur lapindo masih belum ada kepastian yang jelas, PT Minarak Lapindo Jaya sebagai pihak yang bertanggung atas ganti rugi tersebut selalu saja ada alasan untuk ingkar dari komitmen yang dibuatnya karena tidak ada dana.
Sementara itu di sisi lain, sudah jadi rahasia umum jika konflik sepakbola nasional yang berlangsung sejak satu tahun belakangan ini tak jarang menyeret nama keluarga Bakrie, terutama Nirwan Dermawan Bakrie yang di tenggarai sebagai aktor di balik KPSI dan ISL, NDB disebut-sebut sebagai aktor yang membiayai pergerakan KPSI dan PT. LI untuk memutar breakaway league ISL.
Hari ini 05-januari-2013 merupakan hari pembuka dimana menandakan bergulirnya ISL musim 2012/2013. Dengan segala kekurangan yang ada, ISL dipaksakan untuk tetap berjalan, ijin penyelenggaraan yang tidak jelas dan tunggakan gaji sebagian besar klub-klub ISL yang belum terselesaikan menjadi permasalahan besar sehingga menjadi sorotan publik.
Lalu pertanyaannya adalah apa hubungan antara ganti rugi lumpur lapindo yang belum tuntas dengan ISL show must go on?, ya! jelas ada hubungannya karena aktor di balik ganti rugi lumpur lapindo dengan aktor di balik bergulirnya ISL adalah orang yang sama. Dengan fakta yang ada seperti itu, publik pasti bertanya kenapa sih uang NDB yang digunakan untuk mendanai KPSI dan PT LI itu tidak digunakan saja untuk melunasi ganti rugi korban lumpur lapindo?, padahal NDB bisa lebih bijak menggunakan uangnya untuk melunasi ganti rugi tersebut ketimbang menghambur-hamburkan uangnya untuk sesuatu yang tujuannya sangat tidak konstruktif, hanya memelihara kisruh sepakbola Indonesia.
Kenapa sebagian besar klub-klub ISL itu tidak fokus saja untuk melunasi tunggakan gaji para pemainnya musim lalu ketimbang tetap ikut kompetisi tapi seperti sedang menari-nari diatas penderitaan para pemain yang haknya belum dipenuhi.
Secara khusus artikel ini saya dedikasikan untuk para korban lumpur lapindo yang mana haknya sampai saat ini belum terpenuhi, dan para pemain klub ISL yang gajinya belum di lunasi oleh pihak klub sementara pihak operator liga sudah kembali memulai musim kompetisi baru.
Akhir kata, artikel ini akan saya tutup dengan sebuah lelucon :
Pada suatu pagi ketika itu saya melihat sebuah iklan di salah satu stasiun TV, dimana iklan tersebut dengan jelas menampilkan seorang calon presiden dari sebuah partai di negeri ini, dengan penuh image positif iklan tersebut menyebut nama capres dan inisial capresnya berulang-ulang. hmmmm..... kemudian setelah menulis artikel ini bayangan yang ada di kepala saya koq malah mengatakan bintang iklan capres tersebut lebih cocok menjadi bintang iklan obat sakit kepala "BODREX" ketimbang bintang iklan capres ya?, hehe.......#just kidding
Salam Sepakbola Anti Mafia!