Mohon tunggu...
Kevin Darwis
Kevin Darwis Mohon Tunggu... -

membaca dan memahami

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Akankah Menpora Membuyarkan Mimpi SBY?

5 Desember 2012   02:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:10 1080
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : www.bola.net

FIFA melalui surat tertanggal 26 November 2012 yang ditandangani langsung oleh Sekjen Jerome Valcke telah memberikan jalan kepada pemerintah khususnya pada menpora untuk lebih berperan dalam menyelesaikan konflik sepakbola nasional, FIFA mengharapkan pemerintah (menpora) mengambil langkah tegas dan jelas dalam menyelesaikan konflik, jika peran ini tidak dilakukan dengan benar oleh pemerintah maka ancamannya adalah hukuman dari FIFA untuk sepakbola Indonesia. Hukuman yang dijatuhkan untuk sepakbola indonesia sudah pasti akan memberikan dampak yang sangat besar bagi aktivitas sepakbola nasional terutama berkaitan dengan timnas, sepakbola nasional otomatis akan terisolasi dari interaksi sepakbola internasional, tidak ada kegiatan sepakbola yang bisa melibatkan pihak internasional, ini sudah seperti halnya sepakbola indonesia sedang di embargo. Saya masih ingat betul berita beberapa waktu lalu, pada Kamis (1/11/2012) di sela-sela kunjungan kenegaraannya di london Inggris, SBY mendapat kejutan istimewa dari kerajaan Inggris dan ARSENAL, ketika itu SBY dihadiahi dua kostum ARSENAL, Satu kostum bernomor punggung 1 dengan nama SBY, sementara kostum kedua bernomor punggung 13 bertuliskan Indonesia (yang artinya ARSENAL akan mengunjungi indonesia pada tahun 2013). Ya! ketika pertemuan itu petinggi ARSENAL memastikan kepada SBY bahwa mereka akan menyambangi Jakarta pada tur pra-musim tahun 2013. Jika kunjungan tersebut bisa terwujud berarti ini adalah kunjungan kedua ARSENAL ke Indonesia setelah 30 tahun lamanya mereka tidak mengunjungi Indonesia (kunjungan yang pertama pada tahun 1983). Ditengah situasi konflik sepakbola nasional seperti sekarang bisa saja impian menunggu kunjungan ARSENAL itu buyar seketika jika FIFA memberikan hukuman kepada Indonesia, pasalnya negara yang sepakbolanya di hukum FIFA sudah dapat dipastikan akan terisolasi dari aktivitas sepakbola internasional, akankah mimpi para fans ARSENAL dan SBY untuk menyaksikan ARSENAL berlaga di Indonesia akan buyar begitu saja akibat sangsi yang dijatuhkan FIFA?. Sudah selama satu tahun ini Konflik sepakbola nasional yang menguras energi dan jelas tidak membawa manfaat tetap dipelihara oleh kelompok kepentingan yang tidak ingin sepakbola indonesia bersatu, sudah berbagai macam cara dilakukan oleh federasi untuk menyelesaikan konflik tersebut, perundingan yang melibatkan semua elemen sudah dilakukan termasuk melibatkan AFC dan FIFA tapi nyatanya belum ada titik temu untuk mengakhiri konflik, saat ini bola panas berada ditangan pemerintah khususnya menpora, FIFA membebankan tugas pada pemerintah agar lebih tegas dan jelas menyikapi konflik yang terjadi. Berikut petikan keterangan Halim sekjen PSSI mengenai ketegasan pemerintah yang diharapkan dalam menyelesaikan konflik sepakbola nasional :

Halim menyatakan bahwa peran pemerintah dalam hal ini hanya mengambil sikap dan tindakan tegas terhadap permasalahan sepak bola Indonesia. Bukan bentuk suatu intervensi pemerintah karena hal ini dilarang FIFA. "Pemerintah atau di sini Menpora perannya hanya sebatas untuk mengambil sikap dan tindakan secara tegas bukan intervensi. Sikap atau tindakan yang dimaksud adalah bagaimana mereka menjalankan poin-poin yang tertera dalam Sistem Keolahragaan Nasional. Ini menyangkut tentang izin-izin dan legalitas dari kompetisi yang sedang berjalan sekarang ini," tutur Halim, yang biasa disapa Gus Lim. "Maksudnya izin di sini adalah bagaimana pemerintah bisa mengambil sebuah tindakan dan sikap jika ada sebuah kelompok ilegal yang menyelenggarakan sebuah kompetisi yang tidak dinaungi oleh PSSI. FIFA mengingatkan bahwa ada batasan sampai 10 Desember untuk membuktikan bahwa PSSI bisa mengontrol sepakbola Indonesia karena peran PSSI sebetulnya mengorganisasi dan melakukan supervisi dalam semua bentuk seperti dalam statuta FIFA pasal 10 dan 13. Jadi semua harus mematuhi itu. Dengan dateline yang akan segera datang itu, pemerintah Indonesia harus hati-hati dan mencermati betul adanya sanksi kalau pemerintah tidak bertindak." (http://bola.kompas.com/read/2012/12/04/19075788/FIFA.Minta.Pemerintah.Bantu.Selesaikan.Kisruh.Sepak.Bola.)

Seperti halnya slogan "NIKE" untuk peluncuran jersey timnas Indonesia beberapa waktu lalu "MY TIME IS NOW", nampaknya slogan ini akan berlaku bagi Menpora Andi Malarangeng. Akankah Fans ARSENAL Indonesia kecewa karena ARSENAL tidak jadi datang akibat Indonesia dihukum FIFA?, akankah SBY merasa kehormatannya dipermalukan akibat hukuman yang dijatuhkan FIFA, padahal sebelumnya ditengah kerajaan Inggris ARSENAL sudah memastikan kunjungan ke Indonesia?, akankah sejarah itu tercipta pertama kalinya sepakbola Indonesia di hukum FIFA pada era presiden SBY dan menpora Andi Mallarangeng?. referensi berita http://bola.kompas.com/read/2012/12/04/19075788/FIFA.Minta.Pemerintah.Bantu.Selesaikan.Kisruh.Sepak.Bola. http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/12/04/181351/2109390/76/fifa-minta-pemerintah-tegas-sikapi-kisruh-sepakbola?b991105bcom http://internasional.kompas.com/read/2012/11/02/07100039/Presiden.SBY.Diangkat.Menjadi.Pemain.Arsenal baca artikel menarik lainnya http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/30/titik-terang-dualisme-liga-sepakbola-indonesia-ternyata-untuk-kepentingan-bisnis-kelompok-504753.html http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/10/28/antara-safee-sali-aktor-intelektual-kpsi-dan-penghianat-negara-504210.html Salam Sepakbola Anti Mafia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun