Mohon tunggu...
Kevin Briand Lukas Siahaan
Kevin Briand Lukas Siahaan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just Do It

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Membandingkan Kebahagiaan

1 April 2015   11:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sepasang suami istri yang memiliki pekerjaan sehari-hari ialah bertani ingin hendak pulang ke rumah mereka, sebab hari mulai gelap. Ditengah perjalanan pulang, mereka diguyur hujan yang sangat deras. Namun, mereka tetap berjalan sambil bergandengan tangan menikmati perjalanan ditengah-tengah guyuran hujan deras tersebut. Kemudian lewatlah sepasang suami istri lain dengan kendaraan bermotornya. Lalu si bapak, sang petani itu berkata pada istrinya “Bu, seandainya saja kita mempunyai motor pasti kita bisa sampai kerumah lebih awal sebelum hujan datang”. Sang istripun memandang suaminya sambil menganggukkan kepalanya.

Disisi lain, sepasang suami istri yang mengendarai motor itu melihat sebuah mobil pick up keluaran tahun lama sedang mengangkut barang melintas dari depan mereka. Kemudian sang suami berkata kepada istrinya “Andai saja kita punya mobil seperti itu, pasti kita tidak akan kehujanan seperti ini”.

Kemudian disisi yang lain pula ketika pengendara yang mengendarai mobil pick up itu sedang melintas di jalanan, dia melihat sebuah mobil mewah mendahuluinya. Didalam hatinya dia berkata “Seandainya aku punya mobil seperti itu, pasti hidupku akan lebih bahagia. Tidak seperti yang sekarang, dengan keadaan mobil yang terkadang menjadi masalah buatku”.

Singkat cerita, pengemudi mobil mewah itu sedang melintasi jalan yang dilintasi oleh sepasang petani tadi. Kemudian dia melihat kemesraan pasangan petani itu yang berjalan walaupun hujan mengguyur mereka. Dia berkata pula dalam hatinya “Indahnya hidup mereka berdua, sebab mereka mungkin merasa berbahagia walaupun hujan telah mengguyur mereka sampai basah kuyup. Mereka menikmati hidup walaupun ditengah kesusahan. Sedangkan aku, aku hampir tidak punya waktu untuk berdua dengan istriku”.

Seringkali kita membanding-bandingkan kebahagiaan kita sendiri dengan kebahagiaan orang lain. Ketika kita melihat seseorang memiliki sesuatu hal yang lebih baik dari kita, kita menjadi merasa cemburu dan tidak berterima. Mungkin hanya ada sepuluh banding seribu yang bisa mengerti keadaan dirinya sendiri serta mensyukuri apa yang telah Tuhan titipkan kepadanya.

Manusia memang tidak pernah merasa puas. Namun, sesungguhnya hal itu tidak boleh dijadikan alasan untuk cemburu terhadap yang lain. Menikmati hidup dalam situasi dan kondisi apapun adalah cerminan kebahagian hidup yang sejati.

Karena Tuhan sama sekali tidak pernah ijinkan kesusahan menghampiri kita sampai akhirnya kita jatuh. Namun, Tuhan ijinkan kita untuk terus berusaha dalam menjalani hidup kita. Sebab perjuangan kita akan menentukan kebahagiaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun