Waktu memang selalu cepat berlalu untuk orang-orang yang selalu merasa baik ditiap saatnya. Untuk orang yang selalu merasa cukup untuk setiap keadaan.Tentang kamu yang dikala itu aku mengucap salam untuk setiap pagi. Sekarang adalah bulan ketiga ditahun ini, itu artinya sudah 3 bulan yang kita lalu tanpa sepeserpun kabar dipagi hari. Apa kabarmu hari ini?. Lama tak menyapa pagimu, hingga sekian banyak tanya yang tak lagi bisa ditanyakan dengan rinci. Aku harap, kabar pagimu hari ini jauh lebih baik ketimbang kabar dipagi  yang dulu.
Jangan tanya perihal kabarku semenjak kau memilih pergi. Tolong!. Â Setelah kau memilih pergi, ada banyak hal yang sudah aku lewati. Termasuk sepi. Pergimu kala itu, sama seperti pagi yang tanpa notifikasi khusus untuk pesan darimu. Semua mencair dalam sepi, mengingatkan aku akan kesan terakhir dalam perjumpaan yang tak direncanakan. Perjumpaan terakhir yang tak pernah sedikitpun kata perpisahan keluar dari bibirmu. Seakan semua akan baik-baik saja nantinya. Tak ada pesan tersirat sedikitpun yang kau utarakan. Akh sudahlah, ini sepiku bukan sepimu.
Dalam 3/4 waktu yang masih tersisa ditahun ini, mungkinkah engkau masih baik-baik saja?. Aku harap iya. Sebab tugasku untuk memastikan kabar dipagimu belumlah selesai. Jangan terburu-buru untuk mengucap selamat tinggal atau sampai nanti, tapi marilah memulai untuk merangkai cerita disetiap pagi. Pergi bukanlah jalan terbaik untuk mengakhiri. Tapi berbenah adalah pilihan terbaik.
Kupang, 01 Maret 2020.
Kevhin Marden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H