Modal cinta? Cinta saja bisa pudar kalau kamu tidak bisa mengatasi dengan bumbu-bumbu asap dapur dirumahmu nanti.Â
Tulisan ini tidak hanya omong kosong belaka, lewat survey Kakak berani tanggung jawab atas tulisan ini.Â
Satu kejadian, seorang perempuan yang dulunya berharap jika dihari pernikahannya nanti menjadi saksi sekali seumur hidupnya. Meskipun tidak mewah-mewah paling tidak untuk mempersolek dirinya sekali selama hidup dapat terwujud.Â
Mau dikata apa, jangankan harapan mungkin untuk persiapan lainnya ia sendiri yang harus mempersiapkannya.Sedikit miris saja rasanya, bagaimana bisa jika mempelai pria siap menikahi anak gadis orang tentu saja ia juga siap menafkahinya.Â
Memang perempuan tidak ingin muluk-muluk, namun jika kamu ingin melihat seberapa seriusnya pasanganmu ia akan sangat terlihat ketika ia benar-benar merencanakan hari sakral ketika semua menjadi saksi.Â
Itu mengapa sampai saat ini kakak sangat berhati-hati untuk hal yang penting dalam hidup ini. Semua harus dibicarakan, dibincang dan disepakati dengan kedua belah pihak.Â
Tidak ada yang egois, saling menahan emosi. Dan tentu saling support.
Kita akan bersama menjalani kehidupan bersama orang yang berbeda watak dari kita dan tentu harus benar-benar memahami karakternya.Â
Dari sini kakak melihat, sebagian orang masih egois dengan pilihannya sendiri yang sebenarnya mereka tidak suka dengan hal itu. Tapi demi kepentingan orang lain atau demi menjaga marwahnya ia 'memaksakan' diri untuk mengambil keputusan itu.Â
Menjaga marwah dan kehormatan tidak melulu dengan cara menikah. Banyak kok kegiatan positif yang bisa kita lakukan, yang memberi manfaat kepada orang lain. Bahkan memberi inspirasi bagi yang membutuhkan.Â
Kakak tidak menyalahkan juga tidak melarang. Semua pasti sudah menerima keputusan dan siap mengambil resiko apapun nantinya.Â