Mohon tunggu...
Yuliana. Jfr
Yuliana. Jfr Mohon Tunggu... Administrasi - Manusia Biasa

"Apa yang diingat atau terpuruk dalam satu titik tiada bermakna." Rumah baca juga tulis tempat menyimpan dan mengasah ide dunia tulis menulis. Bahwa dari sudut pandang seni terdapat banyak makna, yang mana menjadi salah satu bagian dari histori kehidupan. Semoga isi tulisan ini bermanfaat bagi pembaca. Saran dan kritik dengan senang hati diterima. Salam santun. - Yuliana. Jfr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepucuk Surat untuk Cinta

14 Februari 2014   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Seberapa lama kau menunggu?
Seberapa banyak kau bertanya?
Seberapa panjang jalan yang kau tempuh hanya untuk memimikirkan tentangku?

Aku mulai penat pada cinta
Bisakah kau beri sedikit madu agar terlihat manis?
aku menjadi lilin terbakar, lalu meleleh

Lagi-lagi kau bertanya pada tanya yang tak kuketahui
Jika gurun hanya gersang dan tandus tiada berkesudahan
Maka aku adalah pasir yang tak pernah disinggahi kucur air

Waktu mengikis pahit dalam diamku
Menahan perih pada tawa yang berbalut luka
Aku enyah dari bising kasih pendusta

Asa memintaku tidur barang sejenak
Menutup kata dan telah kutuliskan sepucuk surat untuk cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun