Seberapa lama kau menunggu?
Seberapa banyak kau bertanya?
Seberapa panjang jalan yang kau tempuh hanya untuk memimikirkan tentangku?
Aku mulai penat pada cinta
Bisakah kau beri sedikit madu agar terlihat manis?
aku menjadi lilin terbakar, lalu meleleh
Lagi-lagi kau bertanya pada tanya yang tak kuketahui
Jika gurun hanya gersang dan tandus tiada berkesudahan
Maka aku adalah pasir yang tak pernah disinggahi kucur air
Waktu mengikis pahit dalam diamku
Menahan perih pada tawa yang berbalut luka
Aku enyah dari bising kasih pendusta
Asa memintaku tidur barang sejenak
Menutup kata dan telah kutuliskan sepucuk surat untuk cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H