Mohon tunggu...
ketut wahyu
ketut wahyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Kedokteran Universitas Airlangga

Mahasiswa yang germination tentang stunting dan pediatri

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mitos atau Fakta: ASI dan Risiko Karies Gigi pada Anak?

21 Mei 2024   20:38 Diperbarui: 21 Mei 2024   21:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diketahui bahwa ASI sangat penting untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh bayi di bawah usia 2 tahun. Ada pula istilah "ASI eksklusif". Istilah ini mengacu pada bayi berusia antara 0 dan 6 bulan yang hanya menerima ASI sebagai sumber makanan utamanya. Namun, bukan berarti Anda harus berhenti menyusui setelah enam bulan menjalani ASI eksklusif. Idealnya, menyusui harus dihentikan pada usia dua tahun. Namun pemberian ASI yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan gigi pada anak. Bagaimana ini bisa terjadi  Mari kita bahas di artikel ini.
Air Susu Ibu (ASI) adalah air susu yang diproduksi oleh seorang ibu dan mengandung semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan waktu produksinya: kolostrum, ASI transisi, dan  ASI matang. Manfaat ASI untuk bayi adalah: Sebagai nutrisi, ASI mengandung kombinasi tepat berbagai komponen makanan yang baik untuk bayi, meningkatkan kecerdasan, mempererat ikatan cinta, serta mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi dan persalinan sehingga meningkatkan daya tahan tubuh Anda. Kuat untuk bayi ASI memiliki keunggulan nutrisi, imunologi, dan psikologis dibandingkan susu formula bayi komersial dan jenis susu lainnya.

Karies gigi merupakan penyakit yang secara bertahap merusak lapisan struktur gigi. Kondisi ini terjadi ketika bakteri pada gigi, khususnya Streptococcus mutans, menghasilkan asam dari sisa makanan seperti karbohidra.t Asam ini dapat merusak jaringan keras gigi, pertama lapisan luar atau email, kemudian lapisan tengah atau dentin, dan terakhir akar gigi. 

Kerusakan gigi dan kerusakan gigi  adalah dua penyakit yang saling berkaitan. Meski sama-sama bisa menyebabkan gigi berlubang, tetapi tetap saja keduanya merupakan penyakit yang berbeda. Kerusakan gigi merupakan tahap awal kerusakan gigi. Dengan kata lain, jika gigi berlubang tidak ditangani, lama kelamaan gigi berlubang akan semakin parah dan menjadi gigi berlubang

Sumber: Halodoc
Sumber: Halodoc
Namun, apakah menyusui dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan gigi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama tidak meningkatkan risiko kerusakan gigi.  Sebaliknya, ASI  mengandung antibodi yang melawan bakteri penyebab gigi berlubang, sehingga dapat mencegah pembentukan plak. 

Namun, ASI juga mengandung gula alami yang disebut laktosa, yang dapat menyebabkan gigi berlubang jika gigi bayi Anda tidak disikat dengan benar. Faktor risiko kerusakan gigi berkaitan dengan kebiasaan seperti membiarkan bayi tertidur saat menyusui. Hal ini meninggalkan susu  di mulut dan menciptakan lingkungan asam.

Pencegahan ECC melibatkan beberapa langkah, termasuk:
1. Kebersihan Mulut yang Baik: Membersihkan gusi bayi dengan kain lembut sebelum tumbuh gigi dan menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride setelah gigi pertama muncul.
2. Pemeriksaan Gigi Berkala: Membawa anak ke dokter gigi sejak usia dini untuk pemeriksaan rutin.
3. Pendidikan Nutrisi: Menghindari pemberian makanan dan minuman manis secara berlebihan.

Saya Mahasiswa Universitas Airlangga  menyimpulkan bahwa ASI merupakan sumber nutrisi penting yang tidak hanya mendukung tumbuh kembang bayi, tetapi juga mengandung senyawa yang melindungi gigi dari kerusakan. Penting bagi para ibu untuk memahami fakta ilmiah dan tidak terpengaruh oleh mitos yang tidak berdasar. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat meminimalkan risiko kerusakan gigi pada anak Anda.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun