MAKNA NASI KUNING DI HARI RAYA KUNINGAN
Hari Raya Kuningan merupakan heri raya yang mempertngati kebesaran Sang Hyang Wihi dalam wujud San Hyang Parama Wisesa. Pada saat Hari Raya Kuningan, umat hindu melakukan persembahyangan dengan sesajen dan isi ajengan (nasi) yang berwarna kuning . Ajengan yang berwarna kuning ( Nasi Kuning) memiliki arti symbol kemakmuran. Kuningan menjadi salah satu hari besar atau seci bagi umat Hindu, maka dari itu semua umat Hindu menghaturkan sembah kehadapan Tuhan untuk memohon Keselamatan, kesehatan, kesejahteraan dan berkah . Rangkaian Hari Raya Kyuningan merupakan salah satu rentetan dari Hari Raya Galungan.
Pada saat perayaan Hari Raya Kuningan, yang menjadi cirri khas dari isi isi banten atau persembahyangan umat Hindu, adalah berupa Nasi Kuning. Banten seperti Soda dan lain-lain diisi nasi kunign satu-satu .Nasi Kuning merupakan salah satu karakteristik pada saat hari raya Kuningan, nasi kuning ini sebagai lambang dari kemakmuran atas apa yang sudah dilimpahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Nasi kuning dibuat saat malam perayaan hari Penampahan , pada saat pembuatan nasi kuning biasanya menggunakan kunyit serta diisi sedikit pandan dan bumbu. Cara pembuatan nasi kuning yaitu kunyit diparut lalu dicampur air dan disaring kemudian di rebus diatas api, sesudah itu campurkan kunyit itu kedalam nasi yang beru diangkat dari panci lalu diamkan beberapa menit dan selanjutnya masak hingga matang. Berbeda dengan pelaksanaan pada saat upacara lainnya ketika galungan, pegerwesi dan hari suci lainnya yang menggunakan sarana nasi putih. Pada saat Kuningan memakai sarana nasi kuning, sebagai lambing sebuah kemakmuran yang telah dianugrahkan Sang Pencipta dan juga menghaturkan persembahan lainnya,
Hari Raya Kuningan dilakukan setiap 210 hari pada hari Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau dilakukan 10 Hari setelah Hari Raya Galungan. Kata Kuningan memiliki arti bewarwarna kuning dan wuku yang ke-12.
RAHAJENG NYANGGRA RAHINA KUNINGAN
dumogi setate nemu kerahayuan
