Mohon tunggu...
@ra @rafin
@ra @rafin Mohon Tunggu... -

manusia pembelajar berusaha memahami kerasnya hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kami Pulang

13 Juni 2011   15:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:33 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam mobil, lima orang duduk dalam diam

Mereka menerka-nerka bagaimana orang-orang di rumah

Apakah orangtua, suami, dan keluarga merindukannya

Apa kabar anaknya kini

Masihkah mereka mengenalnya?

Mobil berjalan oleng

Berusaha mengalahkan bebatuan di jalan desa

Dikemanakan uang kami yang menjadi budak di negeri orang?

Kenapa jalan belum teraspal?

Kami sudah menyumbang ringgit untuk negeri ini?

Tiap bulan kami rajin menyetor uang untuk keluarga

Kami bermimpi sudah ada rumah untuk berlindung

Mungkin ada sapi, kambing, sebidang tanah untuk diolah

Kami tak kuat kalau harus merantau lagi

Sesekali kami bercerita

Satu-satunya gadis di dalam mobil itu

Berharap pacarnya segera memperistri dia

Ribuan ringgit sudah dia kirim ke calon suaminya

Wanita kedua, ketiga, dan keempat

Berharap suami mereka sudah membangun rumah

Wanita kelima berharap suaminya tidak selingkuh lagi

Satu per satu penumpang turun

Menjemput impian yang telah dibangun tiga tahun lalu

Di sebuah warung remang-remang

Lima orang laki-laki berkelakar

Ditemani wanita penghibur

Aroma minuman keras menyengat

Mereka lupa

Orang yang pernah mereka cintai akan datang

Solo, 6 Juni 2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun