Mohon tunggu...
Kesya Santoso
Kesya Santoso Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Brawijaya

Saya adalah mahasiswa di Universitas Brawijaya yang memiliki hobi menulis. Saya memanfaatkan platform Kompasiana.com untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang berbagai topik. Saya memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi dalam menulis artikel yang informatif dan menarik untuk membantu masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengukir Masa Depan Bersama dalam Mengatasi Krisis Iklim di Indonesia

5 Desember 2023   12:28 Diperbarui: 5 Desember 2023   12:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Krisis iklim adalah salah satu isu penting yang menjadi perhatian kita seluruh dunia. Indonesia adalah salah satu negara yang terkena dampak perubahan iklim yang signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim dan global warming telah menjadi fase kritis, dan manusia mulai memasuki fase kritis pemanasan global. Generasi muda dan organisasi sosial memiliki peran vital dalam mengatasi krisis iklim secara strategis.

Climate change adalah perubahan iklim jangka panjang yang terjadi di seluruh dunia. Perubahan iklim ini disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil, yang meningkatkan kadar gas rumah kaca di atmosfer bumi dan menyebabkan kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi. Sejak tahun 1800-an, tindakan manusia telah memainkan peran besar dalam transfigurasi iklim, terutama karena emisi gas rumah kaca (GRK), yang menutupi bumi dan menyebabkan panas matahari dan kenaikan suhu bumi yang ditimbulkan oleh penggunaan gas alam sebagai bahan bakar.

Perubahan iklim ini telah menjadi salah satu fokus utama di seluruh dunia. Sebagaimana dinyatakan oleh Konvensi Prsrikatan Bangsa-Bangsa tntang Kerangka Kerja Perubahan Iklim (United Natons Framwork Convntion on Climat Chang, atau UNFCCC), tndakan manusia adalah faktor langsung maupun tdak langsung yang menyebabkan perubahan iklm. Akbatnya, transsi iklm ni memliki dampak yang sgnfkan pada kehdupan manusa dan lingkungan, shngga menjadi perhatan besar d seluruh dunia.

Perubahan suhu dan cuaca ekstrem telah menjadi urgensi global. Pada abad ke-20, temperatur global rata-rata meningkat 0,74oC, dengan pemanasan terjadi di daratan lebih banyak daripada di lautan. Ini menyebabkan perbedaan suhu antara daratan dan lautan, yang mempengaruhi sirkulasi udara dan menghasilkan angin antara daratan dan laut. Adanya udara panas yang cenderung naik dan udara dingin cenderung turun, sehingga perbedaan suhu ini juga mempengaruhi tekanan udara.

Prubahan klim tlah mmpngaruh Indonsia juga efek gas rumah kaca yang akhirnya konds iklim smakin ekstrem. Penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar olh manusia telah menybabkan penngkatan suhu dunia. Ksejahteraan masyarakat Indonsia serta krusakan lngkungan adalah konskuns dari perubahan klm.

Jika suhu normal gas rumah kaca mengalami kenaikan, maka suhu pada permukaan global pasti meningkat pula, yang dapat brdampak pada penngkatan suhu global dan cuaca kmarau brkepanjangan yang tlah dalam Indonsa dalam bbrapa tahun trakhr. Menurut Fachri Rajab, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklm Badan Meteorologi, Klmatologi, dan Geofiska (BMKG), Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi fenomena El Nio, yang akan memicu musim kemarau terjadi lebih lama daripada biasanya. Ini didukung oleh ketidakpastian iklim di Indonesia. BMKG juga mengatakan bahwa musim panas tahun ini akan mengalami kenaikan temperatur dari biasanya serta lebih kering dari tiga tahun belakangan.

Perubahan iklim ini dapat ditangani melalui akar yang terkecil, yakni dari sistem sosial seperti organisasi sosial yang ada di lingkup masyarakat, sehingga organisasi sosial diharapkan dapat berperan aktif dalam penanganan iklim yang semakin ekstrem. Dilansir dari berita dari laman Sekretariat Negara mengenai Konferensi Tingkat Tinggi Climate Adaptation Summit (KTT CAS) 2021, Presiden Jokowi mengatakan bahwa untuk menangani transfigurasi iklim, ada empat langkah strategis. Salah satunya adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan terkait dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, sistem terkecil, seperti organisasi sosial, harus disadarkan tentang pentingnya penanganan perubahan iklim, sehingga kesadaran individu bukan hanya tanggung jawab pemerintah.

Dalam beberapa tahun terakhir, generasi muda dan organisasi sosial telah memainkan peran penting dalam mengatasi krisis iklim di Indonesia, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, salah satu tantangan utama dalam mengatasi krisis iklim di Indonesia adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang perubahan iklim. Generasi muda dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang perubahan iklim di kalangan masyarakat. Mereka dapat menggunakan sosial media dan teknologi untuk menyampaikan informasi tentang krisis iklim dan mengkaji pertanggungjawaban pemerintah dan masyarakat dalam menangani krisis iklim

Generasi muda juga sangat penting untuk mencegah perubahan iklim dan pemanasan global. Mereka dapat berpartisipasi dalam gerakan pelestarian lingkungan dan usaha mitigasi dan adaptasi terhadap transfigurasi iklim, seperti pengelolaan sampah dan limbah, penghematan energi, dan penanaman pohon untuk mencegah polusi udara dan longsor. Dalam sambutan Webinar Indonesia Youth's Determination to Reinforce Clean Energy and Climate Action, Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan bahwa sebagai sampai tahun 2060, generasi milenial akan menjadi bagian dari angkatan kerja dalam periode transisi energi untuk menghadapi emisi net-zero.

Perubahan iklim global adalah fenomena yang tidak dapat dihindari, dan untuk mengatasi masalah ini, berbagai kelas masyarakat Indonesia harus bekerja sama. Salah satu sistem yang dapat digunakan adalah memanfaatkan peran sistem lokal, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang ada di tingkat daerah, komunitas, atau individu. Solusi yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan setiap wilayah dapat diberikan melalui sistem lokal dengan partisipasi aktif masyarakat setempat. Sebagai bagian dari sistem lokal, generasi muda bertanggung jawab untuk mengatasi perubahan iklim global.

Generasi muda dan organisasi sosial dapat mengukir masa depan bersama dalam menghadapi tantangan krisis iklim dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia dan dunia. Mari kita bersama-sama mengukir masa depan yang lebih baik untuk penanganan krisis iklim.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun