Mohon tunggu...
Kesya Alifiana
Kesya Alifiana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - XII MIPA 8 - SMAN 1 PADALARANG

KEEP SPIRIT!!!

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peduli Lingkungan Melalui Ecoenzym

25 Februari 2022   16:35 Diperbarui: 27 Februari 2022   13:26 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya apa sih ecoenzym itu? ecoenzym ini ialah larutan yang terbuat dari hasil daur ulang sampah kulit buah atau sayuran yang di fermentasi sehingga menghasilkan cairan yang ramah lingkungan. Sehubungan dengan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) kita seharusnya lebih meningkatkan kepedulian kita terhadap sampah yang ada disekitar kita. Kita harus bisa memilah mana sampah yang sebaiknya kita olah untuk kita manfaatkan sebagai salah satu upaya kepedulian kita terhadap lingkungan. Nah, salah satunya adalah membuat ecoenzym cairan sederhana yang serbaguna.

Ecoenzym ini dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an dan kemudian diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. Pembuatan Ecoenzym ini sangat ramah lingkungan karena pembuatannya dari bahan sampah organik yang didaur ulang menjadi cairan sejuta manfaat.

Ecoenzym sendiri memiliki banyak manfaat loh, diantaranya yaitu bisa dijadikan pembersih lantai dirumah, pupuk alami, filter air , dan masih banyak yang lainnya. Mungkin di antara kalian akan bertanya – tanya apakah cairan ini tidak membuat lantai menjadi bau amis?. Mari kita bahas persoalan yang satu ini. Sebenarnya, cairan ini tidak akan berbau amis jika kita bisa mengolahnya dengan baik. Pada pembuatannya, saat proses fermentasi kita harus memperhatikan baik – baik tempat yang kita pilih untuk menyimpan olahan ini dan bahan yang kita pilih. Tempat yang cocok adalah tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung.  

Pembuatan Ecoenzym ini terbilang cukup sederhana, hanya membutuhkan 3 bahan saja, yaitu kulit buah segar,gula merah, dan air dengan perbandingan 3:1:10. Untuk memperoleh hasil dengan kualitas yang bagus, Ecoenzym ini perlu di fermentasi minimal selama tiga bulan lamanya. Dalam sebulan pertama kita bisa melihat ada gelembung gelembung gas pada larutan tersebut. Nah, yang perlu kita lakukan dalam sebulan pertama adalah dengan membuka tutup botolnya setiap hari. Ini bertujuan untuk menghilangkan gelembung-gelembung gas dan menghindari terjadinya ledakan pada botol akibat gas yang dihasilkan oleh proses tersebut menumpuk.  

Setelah bulan kedua dan ketiga, kita hanya perlu menunggu sampai airnya berubah warna dan ada endapan kulit buah yang lama-lama larut dengan air. Perlu diingat, apabila ada Sesuatu yang berwarna putih diatas air tersebut dan jika dicium berbau busuk, maka bisa dipastikan bahwa itu adalah jamur. Lantas bagaimana bila di dalam Ecoenzym tersebut ada jamur?. Tidak perlu khawatir, menurut pengalaman saya, apabila ada jamur dalam Ecoenzym tersebut kita hanya perlu membalikan botol atau tutup botol menghadap ke bawah sampai jamur-jamur putih itu naik ke bagian ujung botol dan menghilang. Setelah itu kita bisa membalikan lagi botolnya ke posisi semula dengan perlahan.

Jika dirasa sudah cukup bagus dan wanginya sudah tercium maka Ecoenzym ini sudah bis akita gunakan. Tapi sebelum kita gunakan, kita perlu menyaring terlebih dahulu ampasnya dan kita pisahkan dengan airnya. Ampas dari Ecoenzym ini bisa kita gunakan untuk tumbuhan yaitu sebagai pupuk, dan larutannya bis akita gunakan sebagai pengharum ruangan atau pembersih lantai.

Sebenerya ada cara lain yang bisa kita praktekan untuk membuat Ecoenzym ini. Cara tersebut adalah dengan menggunakan selang dibagian tutup botolnya dan menambahkan 1 botol berisi air bersih saja sebagai penetralnya. Selang tersebut di hubungkan dari botol Ecoenzym ke botol berisi air bersih itu. Selang yang di hubungkan itu berfungsi agar gelembung oksigen yang ada pada saat proses fermentasi nanti pindah ke botol yang berisi air, sehingga botolnya tidak meledak karena gas yang dihasilkan oleh fermentasi tersebut dan kita tidak perlu membuka tutupnya setiap hari. Ini bertujuan untuk mempermudah kita saat proses fermentasi karena kita tidak perlu repot-repot membukan setiap hari dan hanya tinggal menunggu saja sampai jadi.

Dengan pemanfaatan limbah rumah tangga ini kita bisa mewujudkan kepedulian lingkungan dengan sangat mudah bukan?. Sebagai warga negara Indonesia kita patut menjaga dan melestarikan lingkungan disekitar kita. Mulai lah dari hal yang kecil maka dengan seiring berjalannya waktu kita akan semakin termotivasi untuk menciptakan lingkungan yang ramah dan bersih.

Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun