Indonesia hari ini telah berubah menjadi sebuah negara tanpa arah, kemana tujuan dan apa harapan tak bersinergis dengan jalannya roda pemerintahan. Negeri ini seakan menjadi lautan manusia yang terombang-ambing ditengah samudera dengan nahkoda yang "GALAU". Pemimpin Negeri ini seakan hanyalah pion yang bisa dimainkan oleh para "penguasa" yang sesungguhnya, tidak mempunyai taring atas diri sendiri, dan ibarat macan ompong yang mengaum ditengah hutan belantara yang berpenghunikan para "burung".
Kepemimpinan negeri ini telah dikebiri sedemikian rupa, bahkan negeri ini dibawa kearah kehancuran yang pemimpinnya sendiri tak menyadarinya. Lucunya, para pengamat berdebat dengan beragam cara bahwa ini adalah kesalahan sistematis dan sebagainya dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh pribumi. Pengkebirian ini sudah terjadi jauh hari ketika kata "Demokrasi" itu menjadi harapan bagi semua umat, jauh hari sebelum negeri ini merdeka, jauh hari ketika para penjajah datang dan merampok sumber daya alam negeri ini. Dengan mengatasnamakan rakyat, pemimpin negeri ini seakan menjadi Dewa yang menyelamatkan negeri ini dari jurang kehancuran, padahal mereka sendiri tidak tahu sedang menghadapi apa.
Negeri ini berkiblat pada arah yang salah. Dengan mayoritas penduduk muslim, kita bisa mengadopsi cara kepemimpinan para Nabi dan Khalifah. Haparan yang tertuang dalam bentuk UUD dan sebagainya tinggallah harapan, kesejahteraan itu semakin jauh dicapai jika kita bertahan dengan pola kepemimpinan seperti ini. Jika tidak ada kesadaran dalam diri, mustahil kesejahteraan itu dapat diraih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H