Semarang – KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Ini adalah foto kami, pada saat melakukan survei mangrove untuk dua buah pekerjaan yang berbeda. Foto yang sebelah kiri, ini adalah foto pada saat kami melakukan survei lokasi untuk proyek rehabilitasi mangrove di dusun Tapak, Semarang Jawa Tengah. Sementara itu, foto yang sebelah kanan adalah foto kami pada saat melakukan survei di Kumai Kalimantan Tengah, untuk melakukan pekerjaan perencanaan ekowisata mangrove, di sana. Apa yang bisa Anda simpulkan dari kedua foto di atas. Apakah Anda melihat adanya perbedaan yang nyata di kedua foto tersebut? Apabila Anda jeli, maka latar belakang foto itulah yang menjadi perbedaannya. Lihatlah lebih cermat, lagi. Foto yang kiri, memiliki latar belakang mangrove yang bernama Rhizophora. Sementara itu, yang di sebelah kanan adalah Nypa. Kedua jenis mangrove ini, kami temui di habitat mangrove yang sama, yaitu di sepanjang daerah tepian sungai menuju ke muara. Lalu, apakah yang menarik, dari “kasus” perbedaan latar belakang, ini (?). Satu hal yang bisa dicatat dari fakta ini adalah, walaupun memang sama-sama berhabitat di sepanjang tepian sungai menuju ke arah muara, ternyata mangrove memiliki tipe vegetasi yang berbeda. Selanjutnya, untuk fakta bahwa Rhizophora mampu hidup di hampir semua rentang penggenangan pasang surut, mulai dari surut terendah hingga pasang tertinggi , sehingga keberadaannya di sepanjang aliran sungai ini tidak lagi dianggap aneh, memang demikianlah adanya. Namun, “tidak demikian” dengan Nypa. Beberapa Rekan yang seringkali datang ke kantor kami, dan berdiskusi mengenai habitat Nypa, entah mengapa masih menyangka bahwa Nypa adalah mangrove asosiasi yang terletak “di bagian akhir” zonasi. Hal terakhir ini, terkadang sempat membuat kami bertanya-tanya. Sepengetahuan kami, justru Nypa adalah komponen utama mangrove, yang mampu membentuk tegakan murni sehingga seringkali ditemukan “di bagian depan.” Di Bali dan di Segara Anakan Cilacap misalnya, bahkan Nypa juga ditemukan terletak berjejer di sepanjang sungai dan laut, seperti yang juga ditemukan di Kumai, ini. Sebagai tambahan, di Teluk Awur Jepara, Nypa juga ditemukan di substrat lumpur yang notabene memang banyak didapati di zona bagian depan mangrove. Untuk itulah, dengan adanya artikel ini, semoga saja sedikit banyak akan memberikan penjelasan kepada siapapun yang masih menganggap bahwa Nypa terletak “di bagian akhir” zonasi pun menganggap Nypa sebagai mangrove asosiasi. Salam MANGROVER! Sumber : KeSEMaTBLOG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H