Mohon tunggu...
KeSEMaT MANGROVER
KeSEMaT MANGROVER Mohon Tunggu... -

KeSEMaT singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur. KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang yang bergerak dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Di Mangrove, Laba-laba Memangsa Kepiting!

23 Januari 2010   18:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang – KeSEMaTWORDPRESS. Apakah Anda tahu laba-laba dan seringkali menemukannya di sekitar rumah Anda? Pasti, ya. Tapi tahukah Anda, bahwa ternyata, laba-laba tak hanya bisa ditemukan di sekitar rumah kita saja, melainkan juga bisa ditemukan di mangrove (?). Benar, laba-laba juga menghuni mangrove dan bahkan sangat bergantung hidupnya dengan ekosistem pesisir, itu. Tidak percaya? Baiklah. Untuk membuktikannya, kami persilahkan Anda untuk menyimak penjelasan tentang hal ini, secara lebih lengkap, di bawah ini. Lihatlah foto di atas ini. Ini adalah laba-laba (mohon maaf, kami belum mengetahui apakah jenisnya. Mungkin ada komunitas pecinta laba-laba di Indonesia, yang mau membantu kami untuk bisa mengidentifikasinya (?), layaknya komunitas pecinta burung HALIASTER Universitas Diponegoro, yang telah membantu kami dalam mengidentifikasi jenis burung di MECoK kami, di Teluk Awur, Jepara) yang kami jumpai di MECoK – Jepara, saat kami sedang melakukan program pemeliharaan mangrove, di sana. Laba-laba ini, kami temukan tak hanya satu tapi berjumlah puluhan (bahkan kami yakin, bisa sampai berjumlah ratusan atau ribuan, kalau kami lebih detail lagi menghitungnya), yang sarangnya berada di sela-sela daun, batang dan akar-akar mangrove. Untuk lebih mengetahui lagi mengenai komunitas laba-laba yang mendiami mangrove ini, maka kemudian kami mulai mencari beberapa literatur mengenai seberapa erat kaitan antara mangrove terhadap kehidupan binatang kecil, yang terkadang membuat sebagian dari kita ketakutan karena takut, jijik dan geli untuk menyentuhnya. Adalah Peter J. Hogarth, seorang peneliti dan penulis dari Inggris, yang dalam bukunya yang berjudul “The Biology of Mangroves,” telah menuliskan beberapa hal yang menarik, mengenai kehidupan laba-laba di mangrove. Penasaran? Silahkan menyimak artikelnya, yang kami cuplik pada halaman 62, berikut ini. One of the most spectacular of web-building spider is the golden silk spider (Nephila clavipes) of the New World. Female Nephila build an orb web some 2 m in diameter. The female, which occupies the web, may have a body length of about 6 cm. She may also share her web with a number of kleptoparasitic spiders (Argyrodes) wich build no web of their own, but steal trapped insects from the Nephila. Another striking group of web-building spiders belong to the family Gasteracanthidae. These have brightly-coloured bodies with projecting spikes which may protect them against predators, and occur in mangrove from the Caribbean to Malaysia and Australia. As well as the web-building spiders, mangroves often contain numerous wolf and jumping spiders which descend from the trees at low tide and forage over the mud. Their main prey is presumably insect such as ants, but the Lycosid pardosa of Malaysia has been seen to catch juvenile fiddler crabs (Uca). Pardosa is one of the few spiders that seems to be adapted to a semiaquatic life. Its hairy coat is water repellent, and the species seems to shelter (and breed) in air-filled burrows in the mud, including abandoned fiddler crab holes (Stafford-Deitsch, 1996). Yang menarik dari artikel Hogarth ini, tentu saja adalah laba-laba jenis Pardosa, yang ternyata adalah pemangsa anakan kepiting infra ordo Brachyura, kelas Ocypodidae, yaitu Uca, sang Kepiting Laga. Bahkan, tak hanya itu, Pardosa memiliki bagian tubuh penuh bulu, yang berguna sebagai alat adaptasi terhadap kondisi mangrove yang lembab dan berair. Pardosa juga diduga hidup dan memijah di lubang-lubang Uca yang telah ditinggalkan oleh kepiting itu! Kesimpulannya, memang benar, bahwa laba-laba juga menghuni mangrove dan bahkan sangat bergantung hidupnya dengan ekosistem pesisir, ini. Jadi, apabila kita merusak mangrove, berarti kita tak hanya menghilangkan habitat mangrove saja, tetapi juga akan melenyapkan sarang-sarang Pardosa, yang menggantungkan mangrove untuk meletakkan telur-telurnya, demi meneruskan generasi spesiesnya di bumi, ini. Semoga kita cepat sadar, dan segera merubah sikap kita untuk mulai mau menyayangi dan mencintai mangrove kita, ini. Amin. Salam MANGROVER! Sumber : KeSEMaTWORDPRESS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun