Mohon tunggu...
KeSEMaT MANGROVER
KeSEMaT MANGROVER Mohon Tunggu... -

KeSEMaT singkatan dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur. KeSEMaT adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang yang bergerak dalam bidang konservasi, penelitian, pendidikan, kampanye dan dokumentasi mangrove.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konektivitas KeSEMaTER dengan James “AVATAR” Cameron

23 Januari 2010   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:18 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang - KeSEMaTONLINE. Hari ini (28/12/2009), para KeSEMaTER sempat menitikkan air mata, sesaat setelah menyaksikan sendiri film fenomenal 2009 berjudul AVATAR. Film fiksi ilmiah yang berdurasi tak lebih dari dua setengah jam ini, begitu menyentuh hati kami karena bercerita mengenai kekejaman manusia terhadap lingkungannya. Menonton AVATAR, seperti menonton diri kami sendiri, dalam perjuangan tiada akhir melawan para perusak ekosistem mangrove. AVATAR dibuat oleh sutradara kenamaan dunia dari Kanada bernama James Cameron (JC). Setelah sukses besar dengan film TITANIC-nya yang dianggap oleh para kritikus film dunia sebagai film terlaris sepanjang masa, di akhir tahun 2009 ini, dia kembali menggebrak dunia dengan menyuguhkan film aksi dramatik empat dimensi bertajuk AVATAR! Apabila Anda beranggapan bahwa AVATAR ini adalah versi layar lebar dari film seri kartun “AVATAR: The Last Air Bender” yang lebih dulu terkenal di penjuru bumi itu, maka Anda salah besar. Film JC ini sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Aang, Ava, Katara, Zuko, Saka dan Momo. AVATAR JC mengisahkan mengenai pertempuran kita, para manusia yang serakah ini, dalam menaklukkan negeri Pandora yang memiliki sumber daya esensial, yang sangat dibutuhkan oleh bumi, sehubungan dengan telah menipisnya cadangan sumber daya alam di bumi kita, pada tahun dua ribu dua puluhan. Sumber daya esensial yang dimiliki Pandora, berupa sebuah kristal yang tersembunyi, dan belum diketahui lokasinya oleh umat manusia. Kristal itu dipercaya akan bisa memulihkan kondisi bumi seperti sediakala sebelum adanya revolusi industri yang begitu merusak. Untuk itulah, sebuah angkatan bersenjata milik Amerika, berniat menemukannya dengan cara mengirimkan beberapa orang pasukannya ke Pandora. Selanjutnya, sehubungan dengan perbedaan oksigen di Pandora dengan oksigen di Bumi, maka angkatan bersenjata Amerika telah bekerjasama dengan para peneliti untuk menciptakan sebuah media agar manusia bisa masuk dan menyusup ke Pandora untuk mencari kristal itu. Dan, setelah beberapa waktu melakukan riset, terciptalah AVATAR. AVATAR buatan manusia ini adalah wujud asli para penduduk Pandora yang disebut sebagai suku Nav’i. Suku yang hidup damai dan sejahtera ini, memiliki rumah di bawah pepohonan yang lebat menutupi tanah Pandora. Suku yang berwujud menyerupai kucing lengkap dengan ekornya ini, memiliki tubuh setengah raksasa dengan warna tubuh biru tak berbulu. Mereka memiliki seorang kepala suku dengan jumlah penduduk berjuta-juta. Singkat cerita, serdadu angkatan bersenjata bernama Jack, ditugaskan menyusup ke Pandora dengan cara memasuki AVATAR dirinya. Setelah hidup bersosialisasi dan diterima dengan baik oleh suku Nav’i, Jack yang memiliki sepasang kaki lumpuh di bumi, berhasil menemukan lokasi kristal yang dicari. Kristal itu terletak di bawah pohon besar layaknya pohon beringin di bumi, yang berfungsi sebagai penjaga ikatan batin antara satu penduduk Nav’i dengan penduduk Nav’i lainnya. Tahu letak kristal berada di bawah pohon besar itu, maka tak tanggung-tanggung, ratusan ribu serdadu angkatan bersenjata dikerahkan oleh umat manusia, untuk menyerbu dan memberondong pohon besar tempat hidup suku Navi’i dengan tujuan untuk merobohkannya dan mengambil kristalnya. Jutaan penduduk Nav’i tewas tak terkecuali dengan bayi-bayi Nav’i sebagai penerus generasi. Suara tangisan, sayatan kematian dan rentetan berondongan peluru mematikan, tak henti-hentinya menggema di negeri Pandora. Serdadu Jack, yang secara emosional telah memahami adat, budaya dan norma hidup Nav’i, pada akhirnya tak kuasa melawan hati kecilnya untuk tak berusaha membela dan menyelamatkan suku kucing ini dari kepunahan. Walaupun secara gugus tugas, Jack bertanggung jawab kepada korps dan negaranya, namun demi menuruti kata hatinya, dia berani “berkhianat” dan berbelot demi kebenaran dan keadilan. Jack segera menyemangati jutaan penduduk Nav’i untuk berani bertempur dengan para manusia yang tamak, dengan cara mengoptimalkan persenjataan dan persatuan antara semua makhluk hidup di Pandora. Berhasil menyemangati penduduk Pandora, akhirnya terjadilah sebuah pertempuran maha dahsyat antara pasukan manusia dengan pasukan kucing yang dipimpin oleh Jack melalui AVATAR-nya. Di sini, JC begitu lihai mengemas AVATAR hingga angle-angle peperangan ribuan pesawat tempur yang dikendarai manusia dengan jutaan naga dan hewan-hewan aneh khas Pandora terlihat sangat indah, sungguh menakjubkan, dan fantastis penuh dengan daya imajinasi yang luar biasa. AVATAR diakhiri dengan kekalahan ras manusia, yang berakibat pada diusirnya koloni manusia oleh suku Nav’i dari negeri Pandora. Kembali kepada jatuhnya tetesan air mata para KeSEMaTER di atas, sebenarnya aliran air mata kami yang menitik jatuh di kedua pipi kami, bukan tanpa alasan jelas. Air mata itu mengalir deras karena di saat AVATAR selesai, saat itu pula kami membayangkan, andaikan saja (1) Serdadu Jack adalah KeSEMaTER, (2) Pohon besar adalah Mangrove, (3) Suku Nav’i adalah flora dan fauna mangrove, (4) Angkatan bersenjata adalah oknum perusak dan penebang mangrove, (5) Pandora adalah wilayah pesisir Indonesia, (6) Kristal adalah kayu mangrove, (7) AVATAR adalah sistem rehabilitasi mangrove dan (8) Pesawat tempur adalah traktor untuk menebang, menguruk dan mereklamasi hutan mangrove, maka betapa mengharu birunya perjuangan kami dalam memperjuangkan kelestarian mangrove di bumi, dalam kurun waktu sembilan tahun terakhir ini. Salam MANGROVER! Sumber : KeSEMaTONLINE

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun