Barangkali waktu satu tahun cukup bagi Anda mempelajari aspek ibadah. Namun tidak untuk aspek etika (Husain Mu'nis)
Dalam salah satu potongan ceramahnya, Dr. Fahrudin Faiz yang video-videonya kerap populer di YouTube, pernah mengatakan bahwa seburuk-buruknya manusia pasti memiliki kebaikan. Begitu juga sebaliknya.
Sepotong ceramah itulah yang kemudian saya ingat ketika membuka lembaran-lembaran buku Sejarah Otentik Politik Nabi Muhammad SAW (2019) karya Prof. Husain Mu'nis.
Buku ini memiliki beragam versi terjemahan. Buku yang saya baca versi terjemahan Abdurrohman Jufri yang diterbitkan Pustaka Iman dan didistribusikan oleh Mizan.
Sebagai buku yang memiliki kata "otentik" dalam judulnya, Husain Mu'nis memberikan beberapa cara pandang berbeda dalam melihat sejarah kehidupan awal Islam awal, khususnya kehidupan Nabi Muhammad.
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring mengartikan otentik atau bakunya autentik bermakna dapat dipercaya, asli:tulen, sah.
Lalu apakah buku-buku sejarah Nabi Muhammad yang lain bisa berarti tidak sah, tidak dapat dipercaya, tidak asli? Inilah yang membuatku penasaran dengan karya Husain Mu'nis ini.
Ulama dan Penguasa
Saya memiliki beberapa keterkejutan ketika membaca Sejarah Otentik Politik Nabi Muhammad SAW (2019). Pada bagian awal, Mu'nis meneroka buku-buku sejarah lama dan mengkritisinya.
Ada buku at-Taj yang aslinya berbahasa Persia. Karena dianggap sebagai karya besar, buku diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis di bawah dukungan UNESCO.